Sabtu, 14 April 2018

Sampah yang lain

Guys,

bagi kalian, dalam menulis, lebih sulit di kalimat pembuka, isi atau akhir ? Buat gue sih awal dan akhir. Mungkin karena jarang berbasa basi dalam mengobrol alias to the point aja. Secara temen dan lingkungan gue kebanyakan laki-laki 😆 Menurut gue, lebih gampang kerja sama bapak-bapak daripada sama wanita alias emak-emak. Why ? karena kalau kerja sama lelaki jarang pake hati, jarang baper. But, kesialan bekerja dengan laik-laki adalah mereka nggak tau waktu, kerja aja sampe malem. LEMBUR MULU 😩

By the way, balik lagi ke awal pembicaraan. Kesulitan gue dalam menulis adalah menentukan awal yang berkesan dan juga keren. Biasanya pembukaan gue selalu mengarah ke hal-hal lain dan tulisan gue jadi belok kemana-mana. Karena sulit menemukan kata-kata pembuka yang keren, akhirnya langsung aja gue tulis intinya 😆 Sulit membuat kalimat yang terkesan menarik, heboh ataupun awal yang bikin reader penasaran. Dan karena awal tulisan gue yang gak fokus, akhirnya tulisan gue juga melebar pembahasannya. Contohnya, seperti opening gue di atas. 

Lalu, setelah beres nulis awal cerita sampai inti cerita, masalah gue yang lain adalah mementukan ending cerita. Kadang tuh, ending tulisan gue lebih geje daripada awal tulisan 😂 Hidupku memang perlu penerawangan biar jelas tujuannya. Hahaha. Dan akhirnya, seperti masakan, cerita gue juga rasanya jadi aneh. Ceritanya gak jelas, jadi jelek dan gue jadi malu karena untuk nulis karangan cerita pun gue gak mampu 😭

Kalau membaca karya-karya orang, rasanya kok tulisan itu bisa sampai di hati. Bahkan tulisan novelnya MSB (My Stupid Boss) pun gue baca. Walaupun di novel tersebut nggak ada PUEBI nya sama sekali, but I enjoyed it. Ceritanya ringan, kocak tapi sekaligus nempel di hati. Nah, gue tuh pengen buat cerita yang nempel di hati. Kalau cita-cita gedenya bisa kaya JK. Rowling, but gue juga ngaca kali sama kemampuan tulisan gue yang sekarang 😌 

Dulu, sebelum gabung sama kumpulan penulis-penulis lainnya, gue nulis ya nulis aja. Kagak mikir pemilihan kata ataupun tanda baca apalagi aturan EYD, nulis aja yang gue suka dan apa yang ada di pikiran gue. Selama gue suka sama tulisan itu, gue pikir orang lain juga bakalan suka 😝 
Ternyata kenyataan nggak semanis itu, brow and sis...
Tulisan gue selama ini, cetek. Nggak ada faedahnya sama sekali. Kaya coretan-coretan di belakang buku matematika. Just for fun. Nggak ada yang tertarik sama apa yang gue ceritakan. Cerita gue bercabang-cabang sehingga ending-nya gak jelas. Gue ibaratin lagi tulisan sebagai masakan, terlalu banyak bumbu dan bahan sehingga masakan gue rasanya nggak enak. Kebiasaan gue nulis apapun yang gue rasakan tanpa sadar tulisan gue gak berkaitan dengan pembahasan gue sebelumnya, ini yang membuat tulisan gue bored. No drama, no surprises, no feeling.

Nah, sekarang ide nulis gue buat postingan ini aja udah putus. Bingung nentuin endingnya. 😱😰
Endingnya, gue buat kaya gini aja ya.

Gue saat ini dengan kesadaran penuh mengakui tulisan gue buruk. Tapi akan lebih buruk jika gue stop menulis dan bahkan nggak tau dimana letak kekurangan tulisan gue. Sekarang, walaupun karya gue masih sampah, tapi dari sampah ini gue belajar membuat karangan yang lebih baik. Kuncinya, jadikan sampah-sampah ini sebagai latihan. Nanti pada saatnya, gue akan menemukan arah dan fokus tulisan gue. 💖💖

Waduh, jadi panjang lagi endingnya.
Oke, kita akhiri disini yah. Jangan muntah habis baca tulisan sampah ini dan tulisan sampah gue yang lain.

Keep writing and be happy guys.
Love you all.
Xoxo

0 komentar:

Posting Komentar