Tampilkan postingan dengan label scaling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label scaling. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Februari 2022

Scaling gigi di RSGM UGM 2022

hellooo fellass...

gue pengen berbagi pengalaman scaling gigi yang dua hari lalu gue lakuin. sebelumnya gue juga pernah nulis pengalaman scaling gigi di tahun 2019

terakhir scaling gigi itu di tahun 2019 bulan Februari, yang artinya udah dua tahun ga cek gigi. alasannya karena di tahun 2020 cor0n4 lagi anget-angetnya. lalu di tahun 2021, financial juga lagi bobrok. di 2021 bujetnya dialokasiin untuk steril stray cats juga biaya perawatan mereka. alhamdulillah gigi juga dalam kondisi yang baik-baik aja.


sebenernya kondisi gigi gue sekarang juga masih normal, gak sakit dan jarang banget ngilu atau ngalamin gusi berdarah. yang bikin gue concern untuk rutin check karena ngga mau sakit gigi. terahir sakit gigi pas gue SD kira-kira dua puluh tahun yang lalu deh. inget rasa sakitnya aja merinding. gak mau lagi. oleh sebab itu gue yang tahun ini menginjak umur 22 32 tahun mulai menjaga kesehatan. kan pengen nanti di usia 50 tahun tetep gorgeous kayak mbak Sophia Latjuba yee kaaan?! mulai dari workout, banyakin minum air putih, mengurangi konsumsi gula dan gorengan, tidur cukup, manajemen stress, dan lain-lain yang mengarah ke investasi sehat masa depan termasuk perawatan gigi.


gigi gue bentuknya ga bagus, miring malah dan ada gingsulnya, ga rapi deh tapi alhamdulillah setelah pemeriksaan kemarin dokternya bilang kondisi gigi gue sehat, meskipun ada abrasi karena sikat gigi terlalu keras tapi so far ngga ada bolong. ada pun masih kecil banget dan bisa dimineralisasi pake pasta gigi yang bagus. giginya jelek tapi senyumnya manis kan penting ya bestie... ☺  


jadi tanggal 10 februari jam 10 pagi gue mengunjungi RSGM UGM Prof. Soedomo di jalan Denta No. 1 Sekip Utara Yogyakarta. Sampe sana security tanya apakah gue udah janjian sama dokternya atau belum. gue ga tau informasi ini jadi ya ngga punya janji. lalu gue disuruh ke bagian informasi dan buat janji dulu. bagian informasi bilang siang itu list janji dokter udah full dan ada layanan lagi nanti sore jam 16.00. setelah sepakat balik lagi jam 16.00 gue berencana ke PMI untuk donor darah.


FYI, sejak pandemi kalau mau periksa ke dokter gigi di RSGM UGM harus buat janji dulu. Bisa WA juga ke nomor yang tertera di sini.


sambil nunggu jam 4 gue mampir ke PMI Yogyakarta untuk donor darah. setelah isi formulir, kemudian di tensi. ZONK karena tensi hanya 100 / 65 jadi ngga bisa donor. disuruh naekin tensi dulu dan jaga kondisi. jadi selama dua hari ini gue makan yang asin-asin dan daging-daging supaya tensinya naik. tapi kok pusing ya hahaha karena udah terbiasa tensi rendah, kalo normal jadi oleng. 


jam setengah 4 balik lagi ke RSGM dan konfirmasi appointment ke bagian informasi dan ngambil nomor antrian. dapet antrian nomor 147 dan disuruh ke klinik umum di lantai 2. sebelum ke lantai 2 ada pemeriksaan kayak ditanya berat badan, kapan terakhir menstruasi, selama semingu ke belakang demam ngga, dan di tensi darah juga. habis itu baru deh ke lanta dua. di sana, ada empat pasien yang sore itu bikin janji. sekitar 15 menit gue dipanggil masuk ruang tindakan. ruangannya proper, ada satu dokter dan satu suster. semua lengkap pake apd dan masker. gue disuruh kumur pake air yang udah dicampur antiseptik betadine gitu kayaknya. terus diperiksa gigi dan kondisinya. baru deh mesin itu bergumul di mulut gue, ngiiiluuuu banget. Habis dibersiin terus disikat pake pasta gigi, ini bagian yang gak sakit dan bikin lega. 


sekitar lima belas menit tindakan selesai. setelah itu baru dokter menjelaskan kondisi gigi gue baik. cuma ada abrasi jadi harus mengurangi tekanan saat menyikat gigi dan mengganti sikat dengan bulu yang soft dan medium. jujur sikat gigi gue gak keras tapi durasi sikat gigi gue cukup lama bisa 7 sampe 10 menit. gatau kenapa kalo ga bersih insecure dan takut sakit gigi. dan juga cara nyikatnya lebih sering searah bukan diputer atau atas bawah. so, abrasi deh.


setelah konsultasi, gue disuruh balik ke lantai satu buat bayar. tagihannya Rp. 255.000 lebih mahal daripada tahun 2019


setelah bayar pake QRIS gue cabut. rasanya gigi lebih bersih, enteng, dan ngerasa percaya diri aja. habis itu langsung cuss makan mie ayam pak slamet hahaha

habis scaling terus makan itu bikin makanan jadi hambar, mungkin efek pasta gigi tadi yah..

dah mungkin segitu aja ceritanya. semoga ada informasi yang membantu.


see yaaa...





Jumat, 08 Maret 2019

Scaling Gigi di RSGM FKG UGM dan RSGM Bandung, which one is better ?

Hai, hows the holiday going ? 
Teruntuk teman-teman hinduku yang merayakan Hari Raya Nyepi, selamat ya, dan terima kasih untuk hari liburnya. Hehehe.

Di post kali ini, aku mau nyeritain pengalamanku scaling gigi, khususnya pengalaman di RSGM Prof. Soedomo FKG UGM. Dan disini aku mau mencoba mencari perbedaan perawatan di RSGM UGM dan di RSGM di Bandung, well cause I used to live in Bandung for a decade. 

Beberapa tahun ke belakang aku mulai membiasakan diri untuk scaling gigi atau membersihkan karang gigi, kenapa? karena punya gigi yang bersih itu nyaman banget, dan yang terpenting jauh dari sakit gigi. Lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi.. uwowowo. Tahun pertama, aku membersihkan karang gigi 2x dalam 12 bulan. Tahun selanjutnya juga 2x. Tapi ditahun berikutnya hanya 1x dalam 1 tahun, karena gigi terasa masih bersih. Tahun 2019 ini, aku baru pindah ke Jogja, akhirnya aku browsing tempat scaling gigi disini, hasilnya banyak review dari artikel blogger lain yang pernah scaling di FKG UGM, jadi aku cuss deh ke RSGM FKG tersebut. 

RSGM Prof. Soedomo FKG UGM berada di Jl. Denta No. 1 Sekip Utara, Senowolo, Sleman, kalian bisa naik Transjogja dan haltenya engga jauh dari RSGM. Pertama agak bingung karena RSGM berada di antara lingkungan kampus, tapi tenang nanti bisa tanya bapak security arah RSGM-nya. Setelah masuk, disana ada resepsionis yang mengarahkan ke lantai 4 untuk scaling. Disini ada lift kok jadi jangan takut naik sampai lantai 4. Aku datang jam 2 siang, dan mereka masih menerima pendaftaran. Nah disini letak perbedaannya RSGM UGM dan RSGM di Bandung, jika di UGM masih diterima walaupun sudah lewat jam makan siang, di RS bandung hanya sampai jam 9 atau 10 pagi saja, pasiennya pun dibatasi, setauku yah, karena waktu itu aku dan temenku hampir telat daftar. Informasi jika ingin tambal gigi di RSGM Bandung (Jl. R. E. Martadinata) hanya ada 20 nomor antrian dalam sehari, jadi datanglah sebelum kehabisan nomor antrian, jika di RSGM UGM aku tidak menanyakannya. Oh ya, jika di RSGM Bandung, tindakan scaling engga bisa di cover BPJS kesehatan (tahun 2018), dan aku pikir juga berlalu di RSGM UGM yah, bodohnya aku lupa bertanya

Sampai di ruangan lantai 4, seperti biasa ada bagian administrasi, disana juga banyak calon-calon dokter yang sedang praktek. Ada jadwalnya, kalau tidak salah ingat, jika pasien ingin tindakan dari mahasiswa (aku lupa apa sebutannya) biayanya bisa lebih murah sekitar Rp. 75,000 sampai dengan Rp. 125,000 untuk tindakan pembersihan karang gigi, dan jika tindakan dilakukan oleh dokter langsung, biaya akan lebih mahal sekitar Rp. 125,000 sampai Rp. 200,000. Disini banyak mahasiswa berseliweran, sedang mengobrol ataupun mengerjakan tugas dan menangani pasien dengan nasihat ini itu khas dokter gigi. Aku belum pernah ditangani oleh calon dokter seperti ini, kurang yakin aja hehehe (maap adik-adik😁). Oke lanjut, setelah mengisi formulir identitas diri membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 10,000 aku menunggu dipanggil. Banyak juga pasien di siang menjelang sore ini. Disini pasien boleh pilih bersedia ditangani dokter siapa, asalkan sudah ada janji terlebih dahulu. Karena ngejer waktu, aku bersedia ditangani oleh siapa saja. 

Ruang tunggunya ada yang di dalam, berdekatan dengan ruang tindakan, ada juga yang diluar dekat dengan lorong RS. Atmosphernya dibilang suasana kampus, engga juga, dibilang suasana rumah sakit juga engga. Mungkin karena sudah siang jadi terasa sepi. Yang jelas, nyaman dan engga serem kaya rumah sakit kebanyakan, ada banyak mahasiswa juga jadi bisa cuci mata. Ha-ha-ha. Siap-siap bawa kipas juga, gerah. 

Hmmm, aku lupa berapa biaya pendaftaran di RSGM Bandung, kalau tidak salah sama juga sekitar Rp. 10,000. Perbedaanya, jika di RSGM Bandung, setelah mendaftar, pasien harus dicek berat badannya juga tekanan darahnya, lalu mengisi pernyataan panjang tentang identitas diri, wali pasien, riwayat penyakit dan alergi obat, setelah itu baru diperbolehkan ke ruangan tindakan untuk mengantri. Di RSGM UGM, tidak ada pemeriksaan seperti itu, langsung aja antri tindakan. 

Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya nama aku dipanggil, namun waktu itu di map tertulis jenis kelaminku laki-laki, ada kesalahan, aku beri tahu assisten dokternya, dan mereka memperbaikinya. Ruangan tindakan kecil sekali, berbeda dengan ruangan di RSGM Bandung yang mungkin 2 sampai 3 kali lebih besar, lebih meyakinkan, hehe. Di ruangan itu ada 1 dokter yang memakai masker dan asistennya. Disini aku langsung di eksekusi, "rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr..." suara mesin panjang, kumur-kumur, dibersihkan lagi, kumur-kumur lagi, dan seterusnya sampai selesai. Disini hanya sekitar 7 menit tindakan, engga sampai 10 menit prosesnya! Cepet banget. Antara engga ada apa-apa di gigiku atau dokternya males aja, ha-ha. Seingetku, kalau tindakan di RSGM Bandung itu lumayan lama deh, minimal 10 menit, terus hasilnya cling kinclong berkilau bersih keset, memuaskan. Hasil scaling RSGM UGM ya biasa-biasa saja, keset lah lumayan. Disini aku nemuin perbedaan lagi, kalau kumur-kumur di RSGM Bandung, airnya itu dicampur semacam betadine gitu warnanya ya gitu, kuning butek, kalau di RSGM UGM airnya air biasa, bening atau mungkin dikasih obatnya bening kali yak. Nah, selesai tindakan, dokter di bandung biasa nge-review gigi pasiennya gimana, kondisinya dan apa dos and don'ts dari mereka. Mereka juga memperhatikan gigi pasiennya, mereka menghitung gigi atas ada berapa, gigi bawah juga, ada yang tanggal atau engga, bolongnya dimana aja, mereka informasikan itu ke kita dan juga meminta kita tambal gigi sebelum bolongnya makin parah. Terakhir dokter di Bandung bilang, bahwa gigiku ada yang harus ditambal, engga parah banget sih tapi sebaiknya ditambal. Pas aku tanya mengenai hal itu ke dokter UGM, dokternya bilang all is good. That's it! Itu juga karena aku yang nanya beliau tentang kondisi gigiku. Lalu dia bilang, gigiku yang ngilu banget itu jangan di sikat terlalu kenceng dibagian yang ngilu tadi. Syudah, tindakan selesai kurang dari 10 menit. (Disini kartu pasien aku hilang, aku lupa simpen dimeja dokternya. Ceroboh.)

Nah ini bagian yang aku paling benci. BAYAR. He-he-he. Pergi ke kasir, tempatnya dimana aku daftar tadi. Biaya scaling hari itu adalah Rp, 175,000 (Februari 2019). Lebih murah menurutku jika dibandingkan biaya scaling di RSGM Bandung sekitar Rp. 225,000 sampai Rp. 275,000 (belum dengan pendaftaran). Ada rupa ada harga, menurutku sih seperti itu.

Menurut pendapat pribadiku, dimana pun RSGM-nya yang terpenting alat-alatnya aman dan steril dan juga pelayanannya baik. Kedua RSGM itu cukup kok dan aku juga bakal dateng lagi tahun depan. Gimana menurut kalian?

Moon maap nih pictures -nya engga ada karena engga kepikiran banget buat ambil foto di rumah sakit, he-he. 

Well, begitulah pengalamanku, semoga bisa membantu mencerahkan siapa pun yang membutuhkan informasi ini. Jaga terus kesehatan gigi yah teman-teman, biar nanti udah tua tetep sehat.

Hope you guys have a good day. Bye.


Love 💓

sumber


P.s : update pengalaman tahun 2022