Sabtu, 28 April 2018

I am me

Dulu, gue pikir, pilihan hidup itu gampang. Seriously, gue gak pernah mikirin hidup itu seserius ini. Bisa dibilang, hidup modal jujur, berbuat baik, dan selalu berdoa, that's it. Gak pernah gue pikir serius, langkah yang gue ambil bakal nentuin pengamalan hidup yang akan gue hadapi. Terbukti dari jurusan kuliah yang gue ambil, gak sedikitpun terbayang gue bakal kuliah di jurusan Bahasa Jerman. Cuy, gue nggak ada basic sama sekali dalam bahasa Jerman. Ini langkah extreme kedua yang gue ambil, sebelumnya di umur 8 tahun gue memilih tinggal bersama kakek nenek di kampung ketimbang hidup sama ayah dan ibu, gue gak ngerti kenapa saat itu gue mau aja ninggalin orangtua gue. Tapi toh itu salah satu jalan hidup yang gue dapatkan. A lot of things happened to my life, everything could be better or worse, who knew ?

Ok, balik lagi. Setelah tau gue masuk jurusan Bahasa Jerman, seharusnya gue stop. I wish, I could turn back time and said to myself, "Hey, mending nunggu setahun lagi untuk dapatkan jurusan apa yang lu pengenin. Jurusan ini nggak akan ngebawa lu ke karir manapun! Trust me. Karena di dalam hati lu, lu gak cinta dan gak akan cinta sama jurusan ini. Pointless !" 

Gue nggak bego, gue smart. Buktinya, jurusan yang pait ini gue laluin. Thank God is always there. Banyak kemudahan yang gue dapatkan selama 4.5 tahun kuliah. Di kuliah, at least, gue dapet gelar sarjana. The only thing i could give for my parents. Oh, maybe they're. Honestly, gue baru kepikiran, di usia gue ini, not many things, ups, nothing i can proud of myself. I've done nothing for my parents. Gue kerja, untuk menghidupi diri gue sendiri, belum ada yang gue bisa kasih ke orangtua gue. Nyesss banget ga sih, sedih. 

Dulu, gue pikir, habis kuliah lulus, gue kerja 1 sampai 2 tahun then got married. It's only dream. Right now I am as single as fuck. HAHAHA, how could I used to think, people my age is adults ?? Gosh 🙅 People like me, yang bakal menuju umur 30 tahun dan belum menikah, akan berpikir jauh lebih realistis. Seriously, gue gak akan bisa deket sama orang dengan mudah. Banyak pertimbangan. Pikiran harus sejalan, karena sekarang bukan waktunya untuk coba-coba. Dan hal ini bukan untuk percintaan aja, tapi juga pertemanan. Seiring waktu, teman-teman akan meninggalkan kita. Meninggalkan dalam segi kebersamaan. Dan sesaat lu akan berpikir, didunia ini tinggal lu sendiri. Yeah, I do right now. Luckily, masih ada satu dua orang yang masing inget gue, walaupun gue gak akan bisa menceritakan apapun dan kapanpun seperti dulu. 

Well, telat ngga sih diumur segini gue baru mikirin masa depan ? Apakah ada masa depan yang cerah buat gue ? Asli sih, gue mikir udah jauh ketinggalan sama temen-temen yang lain, adik tingkat gue juga udah lebih sukses dari gue. Kadang ngenes juga ya, why I've to be so late ? Kemana aja gue? 😅

Eits, gue bukannya main-main selama ini. Setelah kuliah, gue kerja kok. I earn money, not much, but it is enough. Saving money ? Not so much. Karir ? haha nothing. Terlalu nyaman di zona aman, buat gue gak kritis lagi, nggak maksimal lagi. I have no dream, no passion, no goal. I become so weak, so empty, so judgy. Hampa aja gitu. Do you feel me ?

Honestly with you guys, I've been thinking lately, I am about to take a fresh start. What I mean is, maybe I should move, got new job, new friends and maybe I'll find my right man, my man. Take some class, sukur-sukur bisa lanjut S2, bisa nulis karya sesungguhnya, punya kesempatan naik gunung, jalan-jalan dan ngeblog sesuatu yang bermanfaat buat orang lain, punya bisnis sendiri, etc. Everything that would makes me happy. And my parents proud of.

Post ini bentuk kegelisahan yang sekarang gue alamin. Karena gue nggak punya teman yang pas untuk berbagi, jadi gue tulis dalam bentuk curhatan online gini. Tak apapa kan guys :p

Gue lagi mikirin, apa yang akan gue lakuin setelah gue tinggalin kerjaan yang hampir 5 tahun gue jalanin. Jujur, kerjaan ini adalah sebagian besar hidup gue. Rasa tanggung jawab dan loyalitas gue lumayan tinggi, nggak heran bos naruh kepercayaan yang gede ke gue. Banyak tanggung jawab yang ntarnya gue tinggalin, dan pasti banyak waktu kosong dimana gue merindukan kesibukan gue sekarang. Oh, i hate my job but i am going to miss it. 

Buat gue, ketika gue resign, sebisa mungkin, attitude gue jaga. Masuk pake muka yang baik, keluar juga pake muka yang baik. Mudah-mudahan lancar ya guys. Walaupun udah mulai jengah juga, tapi ini saat-saat terakhir gue mengabdi di perusahan yang udah ngasih semua yang gue punya saat ini. 

Terlalu banyak ilmu yang gue serap, yang gue curi, yang gue ambil selama 4 tahun 11 bulan nanti. Thank you is not enogh. Tapi, kembali lagi, gue pengen berkembang. Ini proses yang gue harus jalani, berproses bekerja di perusahaan ini sudah saatnya diakhiri. Ibaratnya, dulu gue adalah ikan kecil, setiap hari diberikan makanan sampai mangkok tempat gue bertumbuh sudah tidak cukup lagi, saatnya gue pindah ke kolam yang lebih besar dengan tantangan yang berbeda. Banyak pengalaman yang gue dapatakan dan hopefully could helps me out there.

Semoga lancar-lancar semua yaa. ❤🙌

See you on the next post.


Love you all

Jumat, 27 April 2018

Yeah, I didn't


Senin, 16 April 2018

Kedua

Ada rasa yang tak mungkin ku bagi padamu,
Rasa yang aku sembunyikan selama 9 tahun ini,
Kadang kabarmu sempat mampir,
Ku tahu kau bahagia.

Tak ku sangka kau masih menyimpanku di dalam hatimu,
Meskipun bukan tempat yang istimewa,
Ada rasa bahagia saat aku tahu,
Kau masih mengingatku.

Suatu saat kau bercerita,
Kau sedang patah hati,
Katamu sakit sekali,
Tapi aku merasa kau tak patut menderita seperti itu.

Saat itu kau hampir menangis,
Cintamu pergi,
Ada rasa bertanya,
Apakah ini saatnya aku bicara.

Tapi ragu dihati mengatakan untuk berhenti,
Berhenti mengharapkan apa yang tidak mungkin terjadi,
Karena janji hati yang tak mungkin diingkari,
Janji bagiku adalah harga diri.

Tahun berganti,
Pasanganmu kini berganti lagi,
Lain wajah lain hati,
Ku lihat kau sedang berseri.

Kau pamerkan dia saat itu,
Dengan bangga kau mengucapkan terima kasih padaku,
Karena aku menguatkanmu,
Dan kau kenalkan dia sebagai jodohmu.

Rasanya bahagia melihatmu bahagia,
Walaupun bukan bersamaku,
Meskipun setelah bersamanya kau tak lagi mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku,
Kau hilang bersama semua kontakmu.

Rasa kehilangan ini,
Rasa iri ini,
Rasa rindu ini,
Rasa sesal ini,
Datang kembali.

Aku tak bisa merelakanmu,
Karena aku tidak pernah memilikimu,
Aku tak berhak bersedih,
Karena aku yang melewatkanmu.

Semoga dia adalah pilihan terbaikmu,
Yang akan menguatkanmu saat kau butuh tempat bercerita,
Yang melihat keberadaanmu saat kau kulewatkan,
Yang mengkhawatirkanmu saat kau tidak berkabar,
Yang selalu nyaman bersamamu.

Jika kau butuh teman berbagi,
Jangan kau hubungi aku lagi,
Karena jika itu terjadi,
Ku berjanji,
Aku tak kan melewatkanmu kembali.



Minggu, 15 April 2018

Karin, kamu dimana ? - Episode 1

Sore ini, banyak pekerjaan yang harus dilakukan Dodot. 

"Dot, lu udah email laporan sales bulan Januari sampe Maret? Cepet lho ditunggu bu Vania. "

Dodot melirik sebentar ke arah Pak Gugun, dia menjawab "bentar lagi pak. Ini tinggal power point-nya doang kok."

"Dari pagi lho saya suruh kamu. Cepetan kerjain! Jam 5 sore udah harus di email." Pak Gugun berlalu meninggalkan Dodot di ruangan. 

"Ih, sialan ini boss! Gue santet lu!" Mata Dodot melotot sambil mengetikkan jarinya secara keras ke keyboard. 

Di ruangan itu hanya ada Dodot. Jam sudah menunjukkan jam 4.48 dan report yang diminta Pak Gugun harus selesai. Dengan cepat dan terburu-buru Dodot memasukan angka demi angka ke materi presentasinya. 

"Coba masih ada Karin." bisik Dodot. Lalu Dodot menghembuskan nafas panjang sambil melanjutkan pekerjaannya. 

¶¶¶


Sore ini hujan. Setelah sepanjang siang matahari sangat menyengat, akhirnya hujan deras turun. Di halte bis, Dira menunggu bis untuk pulang. Jalanan yang becek karena hujan mengotori sebagian celananya. 

"Mbak, bis arah Tol sudah lewat belum ya ?" Dira bertanya pada seseorang yang duduk disampingnya.

"Belum. Saya juga nunggu bis itu." jawab perempuan itu.

"Oh ya, terima kasih." Lalu Dira menunggu.

Sambil menunggu, Dira melihat-lihat post Instagram. Beberapa kali tersenyum kecil karena video yang muncul di explore. Sampai pada satu post, dia berhenti menscroll postnya. Post foto itu ia pandangi lama. 

"Mbak, bisnya sudah datang. Ayo mbak, bareng." Perempuan itu mengagetkan Dira yang sedang melamun.

 Dira dan perempuan itu masuk bis bersama. Mereka terpisah tempat duduk.

Dira mengeluarkan handphone-nya lagi. Tak urung, lalu ia memasukan HP -nya lagi ke dalam tas.

Sampai tujuan tol, Dira dan perempuan tadi turun.

"Lho, mbaknya turun disini juga ?" Tanya Dira.

"Eh iya. Hehe. Mau kemana mbak ?" Tanya perempuan itu.

"Saya mau ke rumah temen mbak. Tinggal naik angkot, tuh angkotnya. Mbak mau kemana ?"

"Mmmm... mau beli bolu disekitar sini. Katanya enak."

"Bolu ? Bolu apa? " Dira penasaran.

"Bolu susu pelangi. Eh, mbak tau nggak habis ini saya harus naik apa ?"

"Oooo.... iya. Mbaknya pakai angkot warna hijau nomor 06 yah. Bilang ke supirnya mau turun di depan toko Bolu Susu Pelangi."

"Terima kasih banyak mbak. Hehe"

"By the way, pasti untuk someone special ya mba bolunya? Sampe jauh-jauh gini belinya. " Dira tersenyum.

"Oh. Hehe. Hmmm... spesial ? Hmmm... gimana ya..?" Jari perempuan itu menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum bingung. 

Keduanya tertawa.

"Salam kenal ya mbak. Nama saya Dira."

"Eh iya belum kenalan. Nama saya Karin."

"Tuh angkot 06 nya dateng." Dira melambaikan tangan ke arah angkot. "Pak, anter temen saya ke toko bolu pelangi yah."

"Oke non." kata supir angkot.

Karin masuk ke dalam angkot. 

"Thanks ya Dira." kata Karin sebelum masuk angkot.

"Siap. No problem. Eh entar ongkosnya cuma 3000 aja yah. Jangan lebih. Hehe." Lalu Dira melirik ke arah supir angkot yang sedikit terganggu dan mengangkat alisnya.

Angkot pun berlalu.

Dira menarik nafas panjang. 
Lalu dia teringat kembali post foto yang dia temukan.
Lalu berjalan pulang dengan enggan.

¶¶¶

Sore ini, hujan turun juga. Gawa agak kesal karena setelah hujan dia harus mencuci kembali motornya. Setelah hujan reda, dia mengisi air di ember dan mengambil kanebo lusuhnya. Setelah busa cukup banyak di ember, dia menyiramkan air sabun ke motornya, mulai menggosoknya dan menyiramya lagi. Gawa suka sekali kebersihan. Tak ada detail yang tertinggal. Mulai dari ban, ruji, spakbor sampai dalam jok motor dia bersihkan. Walaupun hanya motor matic, dia merawat motor itu dengan baik. Setelah motor bersih, dia melapnya sampai benar-benar kering, mengoleskan minyak motor sampai berkilau.

"Hei mister blacky. Now you are as handsome as me. Haha"  Gawa membanggakan pekerjaannya kepada diri sendiri.

Tiba-tiba, 

"Gawa..." suara perempuan itu mengagetkan Gawa.

"Karin ? Lha, kamu... kamu.. kamu darimana ?" Tanya Gawa bingung.

"Gawa..." Karin terisak. Lalu menangis. Matanya terpejam dan suara tangisnya pecah di halaman kosan yang becek karena hujan sore itu.

Gawa melempar kanebonya lalu berlari meraih Karin. 

"Oke. Tenang. Jangan menangis. Ayo masuk dulu. Karin please jangan nangis, oke ?"

Karin menghentikan tangisnya yang pecah.

"Gawa.. aku.." Karin menjawab terisak-isak.

"Karin, mending masuk dulu deh. Tuh liat orang-orang pada ngeliatin kita. Ayo masuk." Ajak Gawa.

Karin melanjutkan tangisannya.

"Sssttt... aduuuhh. Karin please stop it. Ayo masuk aja." Setengah memaksa dia menarik tangan Karin.

Karin masih enggan diajak masuk.

"Gawa.. GAAAWAAAA, HUAAAAA HAAAAHUUUAAAAA..." Tangisan Karin pecah lagi.

Orang-orang yang lewat melihat dan bingung. Lalu ada seseorang yang keluar dari kamar kostnya dan teriak " WOY, KALAU MAU BERANTEM DI DALEM DONG. BERISIK NIH !!!" 

"Oh ya. Maaf pak, maaf. Ini temen saya salah makan kemenyan. Jadi kesurupan dia." Jawab Gawa dengan sembarangan.

Tangisan Karin bertambah pecah.

HUAAAAAA HUAAAA HUAAAAAA

Bapak tadi melanjutkan, "KALAU KESURUPAN BIAR SAYA PANGGIL PAK USTAD. MAU NGGAK????" 

Karin berteriak. "BUKAAAAANNN GAWAA BUKAAAN. HUAAAA HUAAAAA..."

"NON, ISTIGFAR NON.. INGET NON, INGET....." Bapak tadi masih bersembunyi di balik pintu tapi masih ingin melanjutkan percakapan.

Karin terisak. Masih sambil menangis, lalu dia berteriak, "GAWAAAA AYOO MASUUUKKK, HUAAA HUAAAA..."

"tuh kan gue bilang masuk daritadi... dasar lu kepala batu." bisik Gawa.

Mereka masuk ke dalam ruangan kost yang lantainya basah karena  hujan.
Hujan sudah berhenti, tapi Karin masih merasakan hujan. Hujan di dalam hatinya, yang hari ini meledak di depan Gawa. 

¶¶¶

Jam 17.00

Telepon berdering.

Dodot mengangkat telepon dan berkata, "Halo." 

"Eh Dot, udah dikirim belum report-nya ke bu Vania ?!" Pak Gugun dari arah telepon bertanya setengah berteriak.

"iya pak bentar lagi beres." Jawab Dodot dengan malas.

"Ini lho sudah jam 5 sore. Kamu mau kirim kapan ?!" Jawab Pak Gugun marah.

"Gimana saya mau kirim, Bapak telepon saya terus! Udah pak, nanti saya WA kalau sudah kirim. Udah ya pak. " Setengah kesal Dodot menutup telepon.

Dia bersandar di kursinya. Tangannya meninju meja. Dia mengusap mukanya dengan kedua belah tangannya.

Lalu dia menarik nafas panjang. Menghembuskannya., lalu berbisik lirih, "Karin, kamu dimana sekarang ?"

¶¶¶


Murky April

Now, I am collecting stars.
Many of it.
Until then I have it all.
I'll share it with you.

You know darling,
You are my sunshine.
You are my rainbow after raining.
You are my strawberry on my cake.

I can't describe how much I need you,
Cause you wont listen.
I can't tell you many times I miss you,
Cause you're not here anymore.

Darling,
If we through all this time easily,
Then what we're fighting for ?
What would you do if I am leaving ?

Baby,
Its so hard to make me understand.
About love you're explaining.
Cause the love isn't mine.

The time is rough.
I knew.
It's so difficult to be together.
I knew.

So, I take another train.
I bought another ticket.
Let me go by myself.
This time, only this time.

I wont promise everything is gonna be alright.
Cause everything seems falling to pieces.
I wont tell you I'll be always by your side.
Cause it hurt.

This is not goodbye.
This is another hello.
With no longer 'us'.
Just get used to it.


- Bandung, 14 April 2018

Sabtu, 14 April 2018

Sampah yang lain

Guys,

bagi kalian, dalam menulis, lebih sulit di kalimat pembuka, isi atau akhir ? Buat gue sih awal dan akhir. Mungkin karena jarang berbasa basi dalam mengobrol alias to the point aja. Secara temen dan lingkungan gue kebanyakan laki-laki 😆 Menurut gue, lebih gampang kerja sama bapak-bapak daripada sama wanita alias emak-emak. Why ? karena kalau kerja sama lelaki jarang pake hati, jarang baper. But, kesialan bekerja dengan laik-laki adalah mereka nggak tau waktu, kerja aja sampe malem. LEMBUR MULU 😩

By the way, balik lagi ke awal pembicaraan. Kesulitan gue dalam menulis adalah menentukan awal yang berkesan dan juga keren. Biasanya pembukaan gue selalu mengarah ke hal-hal lain dan tulisan gue jadi belok kemana-mana. Karena sulit menemukan kata-kata pembuka yang keren, akhirnya langsung aja gue tulis intinya 😆 Sulit membuat kalimat yang terkesan menarik, heboh ataupun awal yang bikin reader penasaran. Dan karena awal tulisan gue yang gak fokus, akhirnya tulisan gue juga melebar pembahasannya. Contohnya, seperti opening gue di atas. 

Lalu, setelah beres nulis awal cerita sampai inti cerita, masalah gue yang lain adalah mementukan ending cerita. Kadang tuh, ending tulisan gue lebih geje daripada awal tulisan 😂 Hidupku memang perlu penerawangan biar jelas tujuannya. Hahaha. Dan akhirnya, seperti masakan, cerita gue juga rasanya jadi aneh. Ceritanya gak jelas, jadi jelek dan gue jadi malu karena untuk nulis karangan cerita pun gue gak mampu 😭

Kalau membaca karya-karya orang, rasanya kok tulisan itu bisa sampai di hati. Bahkan tulisan novelnya MSB (My Stupid Boss) pun gue baca. Walaupun di novel tersebut nggak ada PUEBI nya sama sekali, but I enjoyed it. Ceritanya ringan, kocak tapi sekaligus nempel di hati. Nah, gue tuh pengen buat cerita yang nempel di hati. Kalau cita-cita gedenya bisa kaya JK. Rowling, but gue juga ngaca kali sama kemampuan tulisan gue yang sekarang 😌 

Dulu, sebelum gabung sama kumpulan penulis-penulis lainnya, gue nulis ya nulis aja. Kagak mikir pemilihan kata ataupun tanda baca apalagi aturan EYD, nulis aja yang gue suka dan apa yang ada di pikiran gue. Selama gue suka sama tulisan itu, gue pikir orang lain juga bakalan suka 😝 
Ternyata kenyataan nggak semanis itu, brow and sis...
Tulisan gue selama ini, cetek. Nggak ada faedahnya sama sekali. Kaya coretan-coretan di belakang buku matematika. Just for fun. Nggak ada yang tertarik sama apa yang gue ceritakan. Cerita gue bercabang-cabang sehingga ending-nya gak jelas. Gue ibaratin lagi tulisan sebagai masakan, terlalu banyak bumbu dan bahan sehingga masakan gue rasanya nggak enak. Kebiasaan gue nulis apapun yang gue rasakan tanpa sadar tulisan gue gak berkaitan dengan pembahasan gue sebelumnya, ini yang membuat tulisan gue bored. No drama, no surprises, no feeling.

Nah, sekarang ide nulis gue buat postingan ini aja udah putus. Bingung nentuin endingnya. 😱😰
Endingnya, gue buat kaya gini aja ya.

Gue saat ini dengan kesadaran penuh mengakui tulisan gue buruk. Tapi akan lebih buruk jika gue stop menulis dan bahkan nggak tau dimana letak kekurangan tulisan gue. Sekarang, walaupun karya gue masih sampah, tapi dari sampah ini gue belajar membuat karangan yang lebih baik. Kuncinya, jadikan sampah-sampah ini sebagai latihan. Nanti pada saatnya, gue akan menemukan arah dan fokus tulisan gue. 💖💖

Waduh, jadi panjang lagi endingnya.
Oke, kita akhiri disini yah. Jangan muntah habis baca tulisan sampah ini dan tulisan sampah gue yang lain.

Keep writing and be happy guys.
Love you all.
Xoxo

Rabu, 04 April 2018

Lelaki

by : E

Bertahan untuk menyerah

Ketika sudah ada kata ‘terserah’
Tandai itu sebagai alibi menyerah

Ketika jalan mulai tak searah
Ku tahu kata ‘kita’ sudah mulai goyah

Ketika ‘diam’ menuntun pada rasa jengah
Dalam diam berharap untuk berpisah

Ketika rindu berubah menjadi amarah
Menunggu satu momen untuk pecah

Hati berbisik, ‘ayolah, aku sudah lelah’
Tapi rasa ini cepat berubah

Terpaksa ku seret lambat langkah
Pelan-pelan pergi menata hati yang lemah

Sakit Hati

Pernahkah kamu merasa sesak yang tak tertolak
Sesak karena ditolak
Sesak karena terinjak
Sesak yang membuatmu kalah telak

Apinya seolah membakar hati
Menghabiskan sisa kebahagian dan emosi
Memupuk rasa benci
Menjadi yang tersakiti

Bisa saja aku harap kamu mati
Biar saja aku tak peduli
Rasa sakit ini terlanjur aku miliki
Mungkin nanti ku bawa mati

Senin, 02 April 2018

Patah Hati

Banyak yang bilang, kalau patah hati itu rasanya sakit sekali.

Gambaran akan sakitnya sangat banyak. Paling sering kita mendengarnya melalui lirik lagu. Contohnya, lagu patah hati favorit gue itu Terserah dari Gleen Fredly. Selain lagu, ada bentuk lain dari ekspresi patah hati. Bentuk-bentuk itu terjemahan dari betapa ditinggalkan ataupun keputusan memilih meninggalkan, begitu membekas dan meninggalkan luka, juga semangat keputusasaan yang berubah menjadi energi untuk membuat suatu karya. 

Jujur, dulu gue nggak ngerti kenapa patah hati bisa sangat hebat merubah seseorang. Dulu, gue beranggapan, putus cinta, ya sudah cari lagi, jangan menangis dan berduka berlama-lama, cemen. Pada waktu itu, gue masih belum memahami artinya kehilangan, sakitnya tidak dianggap, perihnya tidak diperjuangkan, dan sesaknya rindu tapi tidak dirindukan. Ketika teman-teman curhat bagaimana pedihnya patah hati, gue hanya berusaha berempati dan menemani mereka didalam tangisannya. Diam dan berdoa agar mereka dapat melalui patah hati dengan lega dan jatuh cinta lagi dengan orang yang tepat. Tapi gue nggak tau seberapa dalam lukanya atau seberapa sering dia menangis sendiri didalam kamar mandi menahan sesaknya kesakitan itu. 

Dan pada akhirnya, patah hati buat gue datang juga. Pernah gue nangis sepilu-pilunya. Kalimat,

"Sakit, tapi tidak berdarah"
itu sangat tepat. Perasaan yang bercampur aduk, yang bisa membuat mata menangis meskipun sudah sangat lelah untuk bersedih. Tiba-tiba merasa sendiri dalam suasana apapun. Dan patah hati ini berkali-kali gue rasakan. Naif entah bodohnya, gue patah hati kepada orang yang sama. Orang yang sebenarnya bukan jawaban untuk doa-doa yang tertuju ke langit.

Patah hati juga yang membawa gue mencintai dunia aksara. Dimana setelah menuliskan kesakitan-kesakitan yang menyempitkan hati, disana otak gue berkembang memperluas kata-kata. Mencoba mengolah rasa menjadi kata. Kemudian merangkai kata yang dapat menggambarkan rasa. Dan setelah rasa menjadi karya, disana hati gue lega. 

Dua hal yang bisa melegakan dan menjadi penawar saat hati dilanda gundah dan resah karena tak kunjung bahagia. Yang pertama, menangis sampai tertidur di atas sajadah. Kedua, menulis.

Bila akhirnya gue akan patah hati lagi, gue harap, gue tidak akan terpuruk terlalu lama. Jika bisa, gue pengen tau, kapan gue akan merasakan patah hati itu agar bisa mempertahankan kewarasan gue. 

Diantara tanda-tanda patah hati, terselip doa agar seseorang yang mematahkan hati ini tidak sedang tertawa gembira merayakan kesombongannya bersama hati yang lain. 

Pada akhirnya, semua yang bernyawa akan membuat kita patah hati jika kita memberikan semua hati kita untuknya. Berikanlah hati ini pada penciptanya, atau berikan kesempatan hati ini mencintai dirinya sendiri sebelum mencintai orang lain.


-E