Senin, 02 April 2018

Patah Hati

Banyak yang bilang, kalau patah hati itu rasanya sakit sekali.

Gambaran akan sakitnya sangat banyak. Paling sering kita mendengarnya melalui lirik lagu. Contohnya, lagu patah hati favorit gue itu Terserah dari Gleen Fredly. Selain lagu, ada bentuk lain dari ekspresi patah hati. Bentuk-bentuk itu terjemahan dari betapa ditinggalkan ataupun keputusan memilih meninggalkan, begitu membekas dan meninggalkan luka, juga semangat keputusasaan yang berubah menjadi energi untuk membuat suatu karya. 

Jujur, dulu gue nggak ngerti kenapa patah hati bisa sangat hebat merubah seseorang. Dulu, gue beranggapan, putus cinta, ya sudah cari lagi, jangan menangis dan berduka berlama-lama, cemen. Pada waktu itu, gue masih belum memahami artinya kehilangan, sakitnya tidak dianggap, perihnya tidak diperjuangkan, dan sesaknya rindu tapi tidak dirindukan. Ketika teman-teman curhat bagaimana pedihnya patah hati, gue hanya berusaha berempati dan menemani mereka didalam tangisannya. Diam dan berdoa agar mereka dapat melalui patah hati dengan lega dan jatuh cinta lagi dengan orang yang tepat. Tapi gue nggak tau seberapa dalam lukanya atau seberapa sering dia menangis sendiri didalam kamar mandi menahan sesaknya kesakitan itu. 

Dan pada akhirnya, patah hati buat gue datang juga. Pernah gue nangis sepilu-pilunya. Kalimat,

"Sakit, tapi tidak berdarah"
itu sangat tepat. Perasaan yang bercampur aduk, yang bisa membuat mata menangis meskipun sudah sangat lelah untuk bersedih. Tiba-tiba merasa sendiri dalam suasana apapun. Dan patah hati ini berkali-kali gue rasakan. Naif entah bodohnya, gue patah hati kepada orang yang sama. Orang yang sebenarnya bukan jawaban untuk doa-doa yang tertuju ke langit.

Patah hati juga yang membawa gue mencintai dunia aksara. Dimana setelah menuliskan kesakitan-kesakitan yang menyempitkan hati, disana otak gue berkembang memperluas kata-kata. Mencoba mengolah rasa menjadi kata. Kemudian merangkai kata yang dapat menggambarkan rasa. Dan setelah rasa menjadi karya, disana hati gue lega. 

Dua hal yang bisa melegakan dan menjadi penawar saat hati dilanda gundah dan resah karena tak kunjung bahagia. Yang pertama, menangis sampai tertidur di atas sajadah. Kedua, menulis.

Bila akhirnya gue akan patah hati lagi, gue harap, gue tidak akan terpuruk terlalu lama. Jika bisa, gue pengen tau, kapan gue akan merasakan patah hati itu agar bisa mempertahankan kewarasan gue. 

Diantara tanda-tanda patah hati, terselip doa agar seseorang yang mematahkan hati ini tidak sedang tertawa gembira merayakan kesombongannya bersama hati yang lain. 

Pada akhirnya, semua yang bernyawa akan membuat kita patah hati jika kita memberikan semua hati kita untuknya. Berikanlah hati ini pada penciptanya, atau berikan kesempatan hati ini mencintai dirinya sendiri sebelum mencintai orang lain.


-E

0 komentar:

Posting Komentar