Sabtu, 24 Februari 2018

Haru Biru Harapan Seluas Parkiran Universitas

Hari ini, 24 Februari, gue menginjakkan kaki kembali di Malang. Sudah dua kali ke Malang untuk menyaksikan dan menemani adik-adik di hari wisuda mereka. Setiap kali menyaksikan wisuda, perasaan yang timbul sama. 'kapan gue bisa S2?' 

Sudah 5 tahun dari terakhir menempuh pendidikan formal, rasanya rindu sekali suasana akademis dan ngejer-ngejer dosen untuk tanda tangan kertas bimbingan. Ahh.. sesungguhnya hidup bekerja itu lebih berat. Berat karena apa yang dikerjakan tidak dari hati. Belum lagi setiap hari lembur. Bener kata Bang Dika, gue ngerasa kaya ubur ubur lembur, bekerja tanpa passion. To be honest, di kerjaan gue termasuk hardworker, kemana aja gue cuti selalu ngecek email kerjaan dan sempet-sempetin kirim laporan di sela-sela liburan. Kalau sakit juga tetep mikirin kerjaan. Satu hari pas masuk RS karena kecapean, disaat itu baru gue lepas kerjaan sama sekali, walaupun pas temen-temen jenguk ke RS gue kepikiran laporan-laporan kantor. HAHA. Temen-temen kantor juga bisa dibilang percaya dan berpikir gue bisa diandalkan Bukan memuji diri sendiri, tapi menghargai diri sendiri juga penting, bercermin tentang kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.

Seiring umur yang gak akan bertambah muda, gue juga galau dengan masa depan gue. Akankah gue terus bekerja di perusahaan dan menjadi karyawan ? Dengan semua kerja keras dan pendidikan yang gue miliki, ketika gue bekerja lembur dan dengan beban kerja berlipat ganda tidak akan ada yang menghargai setidaknya dengan harga yang pas untuk segala perhatian yang gue curahkan untuk perusahaan ini. Akankan gue hanya menjadi seorang karyawan ?

Gue suka banget ceritanya bang Raditya Dika di bagian Ubur-Ubur Lembur. Pas gue baca di kereta, rasanya kok gue banget. Banyak nilai-nilai keresahan hati dan keberanian yang bisa gue ambil dari novel Ubur-Ubur Lembur nya bang Radit. Cerita-ceritanya membekas di hati gue. Awalnya gue bukan pembaca buku bang Radit. Gue baru beli buku bang Radit dari yang judulnya Koala Kumal. Semula gua ngga ngerti buku-bukunya, karena terlalu absurd buat gue. Tapi sekarang, seiring karya-karya bang radit yang semakin dewasa, gue bisa masuk ke dunia bukunya bang Radit.

Kembali ke suasana wisuda. Kalian pernah ngerasain ngga sih setiap datang ke wisudaan, banyak keluarga yang jauh-jauh dateng, bahkan kaya gue nih dari luar kota (Bandung - Malang). Rela duduk 15 jam untuk menghadiri acara wisudaan. Semua ini dilakukan karena perhatian dan sayang kita terhadap orang-orang atau saudara-saudara kita yang sedang merayakan kesuksesannya. Kerja keras mereka dalam menyusun skripsi dan belajar selama 4 sampai 7 tahun berakhir. Gelar yang mereka impikan tercapai. Status sosial mereka meningkat satu level.

Dengan meningkatnya gelar yang didapatkan, semakin tinggi juga ekspektasi orang tua. Di bahu lulusan wisudawan bertambah satu beban lagi. Harapan agar anak-anaknya cepat bekerja di tempat yang bonavit. Harapan anak-anak mereka sukses. Kelak mereka akan menceritakan kepada relasi, saudara, tetangga dan seluruh dunia kalau anak mereka sudah sarjana. Betapa bangganya orang tua. Di setiap sudut kampus akan ada cerita yang bisa gue saksikan. Harapan, kebahagiaan, cita-cita, persahabatan, cinta, kebanggaan dan kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya terpancar dari air mata haru dan senyuman lebar mereka yang sedang mengantre menunggu giliran foto dengan anak mereka yang sedang memakai toga.

Kata-kata mungkin terlalu panjang untuk melukiskan betapa banyaknya cerita yang gue temui hari ini. Sepanjang jalan sampai parkiran universitas gue bisa melihat mimpi-mimpi yang mereka gantungkan di langit. Senyuman dan tangisan perpisahan para sahabat, juga bunga-bunga yang mereka bawa hadiah dari orang-orang terkasih. 



Keluar parkiran universitas, mimpi-mimpi itu seperti luntur tersiram air hujan dan macetnya kendaraan. Semua orang sibuk mencari jalan keluar tercepat, penjual-penjual asongan yang mencari rezeki untuk hidup yang sesungguhnya, tidak lagi dari dompet orang tua. Harapan itu sekarang tidak setinggi langit, tapi setinggi tangan bisa berusaha meraih. Semakin banyak manusia yang terlihat, realitas menjadi tuntutan. Semoga tangan-tangan kita masih bisa meraih mimpi-mimpi itu. Semoga ikrar mahasiswa dan keilmuan serta kebiasaan yang baik selama menjadi mahasiswa dapat menjadi bekal hidup di masyarakat sesungguhnya.

Semoga saya bisa lanjut S2 secepatnya.


See you..

XOXO

Jumat, 02 Februari 2018

Anger

Red moon.
I see you.
Blue moon.
The time I kiss u.
Supermoon.
When we left each other side.
Till we meet again.
My lover, since we are not in this circle
I hope someone will not treat you right like I do.
I hope your dream never come true like mine
I hope this is all your false
Cause cold blood you make me
Its really hard to see you smile
The shape I've been though
You didnt realize
I know, you are right
But I am pretty sure not wrong
I would punch you in the face
Slap you
Kick your ass
And throw you away
But its not allowed in the game
- E