Tampilkan postingan dengan label Esai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Esai. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Desember 2023

Perkara liburan

Tanggal 25 Desember 2023,

Sedang berada di rumah kontrakan sambil mendengarkan lagu-lagu yang diputar oleh Spotify. Hari sudah siang, masih di dalam kamar dengan kucingku yang tertidur di atas bantal besar sambil meringkuk seperti udang. Nafasnya yang pendek dan dengkurannya yang halus membuat perutnya turun naik. Gemas. Pulas dan tak terganggu suaraku yang sedang bernyanyi seperti kambing.

Sudah lama menunggu libur yang sampai berhari-hari seperti sekarang. Tapi aktivitas liburan paling enak ya bersantai di rumah, menunda semua pekerjaan dan bermain dengan kucing. Aktivitas kedua yakni bertemu dengan sahabat-sahabat, bercerita tentang kehidupan di umuran 30-an, atau jadwal membereskan dan membersihkan rumah yang tidak akan ada ujungnya. Untuk liburan kali ini, dihabiskan dengan membuang waktu leha-leha dan bersantai. Rasanya ingin pulang saja ke rumah orangtua, tapi dompet tidak mengizinkan. 

Rasanya liburan di rumah, akan menyenangkan berada di sekitar orang-orang yang kenal dan tumbuh bersama sejak lahir. Ditambah, seumur hidup ku ngga ada 10 tahun bareng bersama keluarga, lebih banyak hidup di luar rumah. Semenjak dewasa mulai menyadari kalau rumah, keluarga, orangtua, dan saudara kandung itu sangat amat melengkapi. 

Tanpa disadari nilai-nilai yang dibentuk pada saat kecil seperti kejujuran, kedisplinan, tanggung jawab, dan kepedulian itu sangat membentuk karakter. Nilai utama seseorang itu ada di kejujuran, itulah yang membentuk pribadiku. Mungkin tidak sebaik atau yang paling baik, tapi aku berusaha jujur di setiap perkataan dan tindakan. Dan setiap dibohongi orang aku jadi marah dan kecewa, gak ada rasa yang paling memuakkan dari dibohongi. Dari marah, kemudian kecewa, dan akhirnya tidak peduli lagi. Masa bodoh. Karena sepenting itu kejujuran buatku.

Kembali ke liburan, rencananya di hari-hari ke depan aku dan teman-temanku akan mengunjungi kota Solo, entah mau kemana tapi yang pasti pergi aja terlebih dahulu. Rasanya udah lama banget tidak menikmati alam luar bersama teman-teman. Tahun kemarin terakhir, menghabiskan 1 malam di villa, di tahun 2023 ini belum sama sekali. Sekarang semuanya sudah punya pekerjaan, beberapa merantau, dan ada yang pulang ke daerah asal. Mau video call sudah susah, grup sudah sepi, mau chat harus ada hal yang dibicarakan dulu. Ribet jadi orang dewasa.

Perkara liburan ini gampang-gampang susah. Ada waktu ga ada uang, ada uang gak ada teman, ada teman gak ada waktu, seperti itu terus. Sepertinya sudah hukum alam kalau hidup seseorang itu makin menyempit dan terbatas. Kecuali bagi yang bisa mempertahankan dan emang seneng bersosialisasi. 





Minggu, 27 Februari 2022

hubungan ngga sehat atau toxic relationship

hari ini kepikiran tentang toxic relationship itu kayak apa. 


berawal dari nonton drama "Forecasting Love and Weather" yang bercerita tentang dua orang yang bertemu setelah 'dicampakkan' karena diselingkuhi pasangan masing-masing.

di sini gue bisa liat sisi 'kompetisi' dari pihak yang selingkuh maupun yang diselingkuhi dengan tujuan menjaga harga diri dan gengsi.

geli banget tapi juga seru kalo nonton pihak yang selingkuh ini berantem dan saling 'menjaga' hubungan mereka di depan publik dengan memamerkan kemesraan meski lagi berantem alias fake.  satu-satunya kalimat yang pantes buat mereka ya, "they deserve each other".


eh balik lagi ke toxic relationship, jadi pas tokoh utama cewe lagi berantem dengan mantan tunangannya ini mereka saling adu argumen siapa yang paling menderita ketika sedang berpacaran. dan di sini gue bisa liat kalau tokoh cewe lebih mapan secara pekerjaan sehingga ego cowo terluka dan akhirnya mencari-cari alasan supaya alasan dia selingkuh itu valid dan emang cewe ini layak diselingkuhin. duh ingetnya aja gue udah enek banget sama tipe cowok brengsek begini, wkwk


oke sampe sini jadi kepikiran, kenapa ya orang bisa selingkuh dan merasa kalau tindakah mereka itu 'benar' dengan dalih mereka mendapatkan apa yang gak bisa pasangan mereka berikan dari selingkuhan mereka. intinya yang salah pasangan bukan tindakan selingkuhnya. udah begitu yang lebih annoying lagi kalo si selingkuhannya ini udah tau bahwa dia menjalin hubungan dengan orang yang sudah PUNYA pasangan dan tetep mau-mau aja. Kayak, harga diri lo dimana ðŸ˜“

menurut gue bentuk hubungan begini juga udah masuk ke kategori toxic relationship.

Dimana makna toxic relantioship sendiri adalah 

A toxic relationship is one that makes you feel unsupported, misunderstood, demeaned, or attacked. On a basic level, any relationship that makes you feel worse rather than better can become toxic over time" (Source : google)

 

Nah, tanda-tanda hubungan gak sehat ini menurut insider ada tujuh, yaitu:

  1. Lack of trust
  2. Hostile communication
  3. Controlling behaviors
  4. Frequent lying
  5. All take, no give
  6. You feel drained
  7. You're making excuses for their behavior

Kalo yang gue liat dari situasinya, umumnya toxic relationship itu berawal dari kurangnya kepercayaan yang lama-lama bisa mengarah ke rasa tidak puas, banyak berbohong, perasaan capek yang bikin depresi, dan selalu aja ujung-ujungnya mencoba memahami kondisi yang sangat ngga sehat itu dan mencoba memaklumi pasangan dengan menyembunyikan perasaan sendiri. itu berulang dan bikin mental sangat amat lelah dan sering ngerasa kebahagiaan semu.

Nah kebanyakan yang ngerasain hubungan ngga sehat ini mencari jalan pintas dengan mencari 'kesenangan' lain salah satunya yaa selingkuh.


Hubungan ngga sehat itu bukan saja bisa terjadi karena satu belah pihak aja, tapi bisa keduanya. Tujuh tanda di atas tuh bukan untuk satu orang aja, tapi bisa dua-duanya. 
terus kenapa udah tau toxic tapi ngga keluar aja sih?

ngga semudah itu menyadari kalo seseorang atau diri sendiri sedang ada di hubungan yang toxic. atau ada juga yang udah sadar, tapi masih sayang sama hubungan yang udah berjalan lama dan terlanjur kenal keluarga, temen-temen, dan udah melakukan banyak hal bersama. alasannya beragam shay ngga bisa langsung keluar atau berakhir begitu aja.


butuh keberanian untuk jujur mengakui kalo sebuah hubungan udah ngga sehat dan gak layak dipertahanin. setelah itu level selanjutnya butuh jiwa yang kuat untuk keluar dari 'lingkaran penderitaan' itu. selanjutnya butuh perjuangan untuk mempertahankan tekad untuk keluar dari hubungan yang toxic. bukan sebulan dua bulan, bisa bertahun-tahun dan sampe ada yang jadi trauma dan memilih sendiri untuk waktu yang lama.
tapi ada juga yang mengobati dengan mencari pengganti.
dua-duanya sah ASAL hati udah siap bener-bener bukan buat PELARIAN semata.


saran aja kalau lagi ngerasa ada di hubungan yang ngga sehat, please banget jangan dilampiasin ke selingkuh. itu malah akan memperpanjang masalah. kalau memang beneran sayang sama selingkuhan dan udah fix mantep jiwa mau ninggalin pasangan, coba kasih waktu ke diri sendiri untuk menjawab pertanyaan, 

"apakah saya benar-benar mencintai selingkuhan karena memang dia yang terbaik atau hanya pelampiasan dari ego yang terluka?"


Quora








Jumat, 05 April 2019

Ketika laki-laki takut meniqaaa.… Apakah harus ditunggu? Atau dihempaskan ke galaxy andromeda?

Ketika kaum adam takut berkomitmen, apalah daya kami kaum hawa hanya bisa gondok. Memilih bertahan atau pergi? Galau lalu berniat membuka hati untuk yang lain. Stop! Berhenti berpikir sampai sana Marimar.

Hidup di Indonesia tercinta ini tidak lepas dari pertanyaan, “Kapan ….. ?”. Bentuk ‘kapan’ ini bisa “Kapan lulus ? Kapan nikah ? Kapan punya anak ? Kapan nambah anak?”, dan lain sebagainya. Kesel nggak sih kalau orang-orang sekitar sudah repot mengurusi hidup kita? Saya sih kesel bangeeedddhh yah! Mereka tidak tau apa yang jomlo-jomlo seperti kami K A M I ? Lo aja kaleee perjuangkan. Dari susahnya mencari pasangan ideal, menabung untuk hari pernikahan dan menghidupi keluarga setelah menikah. Belum lagi jika pasangan yang diajak serius itu gerakannya maju mundur chaaantiiikkk atau tarik ulur keputusan. Kan jadi bingung… 

Source : Google
Setiap kisah asmara memiliki ceritanya masing-masing, ada yang melewati jalan tol dan mulus sampai pernikahan, ada yang putus ditikung teman, ada juga yang kelihatannya mulus-mulus saja bahkan sudah pacaran hampir satu dekade namun tak kunjung menikah juga alias digantung. Kebanyakan yang menggantung hubungan adalah pihak laki-laki. Saya pernah bertanya kepada teman-teman lelaki, kira-kira pertanyaannya seperti ini, “kenapa yah cowok itu takut diajak menikah?”. Jawabannya beragam.

Temtem nama samaran 26 tahun; mengatakan bahwa laki-laki yang sulit diajak berkomitmen biasanya masih ingin main-main. Pernikahan baginya hanya akan membuatnya terkekang pada suatu kewajiban, yaitu bekerja dan menghasilkan uang. Waktu untuk hangout bareng temen-temen juga akan berkurang. Intinya, menikah itu membatasi ruang gerak laki-laki.

Cimin nama beken 29 tahun; berpandangan jika laki-laki sulit diajak menikah itu sebenarnya karena dia tidak cinta pasangannya makjleb. Mungkin dia masih mendamba sosok lain, contohnya teman SMA-nya, mantannya atau artis dangdut yang ada didekat rumahnya. Bisa jadi.

Doremi bukan penyanyi 32 tahun; berkata apabila lelaki yang sudah lama berpacaran namun emoh diajak menikah, kemungkinan nmemiliki trauma masa kecil (ini harus dibawa ke terapi Pemulihan Jiwa ala Dedi Susanto, yang engga tau bisa cek IG beb). Dia berpikir akan gagal menjadi seorang suami atau calon ayah sehingga dia tidak siap untuk berkeluarga.

Edward Cullen 31 tahun; menduga jika lelaki yang takut menikah karena sebenarnya dia menyembunyikan sesuatu, seperti… dia sudah memiliki keluarga alias kurang ajar alias selingkuh alias pembohong!!!!1111!!!

Umay nama imoet 35 tahun, meyakini bahwa permasalahan lelaki yang ogah-ogahan diajak berumah tangga ialah karena dia tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup atau bisa kita sebut melarat. Hal itu yang kemudian menjadikan dia tidak percaya diri untuk melamar sang kekasih yang menginginkan resepsi di Jepang dengan kemewahan ala Syahreino ulala~

Banyak pendapat lainnya, seperti tidak ada restu dari salah satu pihak atau si lelaki kebetulan hanya seorang hidung belang saja alias kutu kupret. Terlalu panjang jika saya jabarkan semua. Hal yang perlu digaris bawahi adalah ketidaksiapan mental seorang pria untuk lanjut ke tahap yang lebih sakral. Dan pertanyaannya adalah, “Apakah hubungan percintaan ini akan dilanjutkan atau disudahi?” Mengingat tidak jelasnya tujuan hubungan ini. Terlebih jika sudah saling mengenal lama, kenal sanak saudara dan sudah digosipkan para tetangga. Rasanya nyesek gais. Trust me. 

Sebagai perempuan, apa yang harus dilakukan? Tetap bertahan dan berdoa di antara sepertiga malam agar hati kakanda dibukakan dan diberi hidayah untuk segera melamar ? Boleh saja. Namun apakah itu menenangkan hati ? Jawabannya bisa ditemukan sendiri. Pilihan lain adalah menutup buku lama dan memulai petualangan cinta yang baru ? Namun apakah akan dapat pria yang lebih baik dari si dia ? Rasa malas untuk memulai kembali dari awal, PDKT dan tektek bengek lainnya. Atau pilihan terakhir, menyelam sambil minum air. Tetap berstatus pasangan orang sambil menyebarkan jaring cinta dimana-mana ? Namanya juga usaha shay. Iya engga ? Asal jangan laki orang diembat. Punya harga diri dong sebagai seorang perempuan!

Sisi positifnya selama masa digantung, salah satunya kita bisa menilai karakter calon lebih lama. Sanggupkah kita hidup bersamanya sampai maut memisahkan? Dapatkah kita berbagi suka dan duka ? Tahankah kita terhadap kebiasaan buruknya ? Adakah watak darinya yang membuat kita tidak tahan lagi ? Semuanya bisa kita pelajari dahulu, lalu setelah itu bisa kita putuskan akan menunggu atau mengakhiri hubungan tersebut. Putus tidak yaaaa… putus tidak yaaa..~

William Shakespeare pernah bilang,’The course of true love never did run smooth.’ Ketika kamu yakin dia adalah yang terbaik, mungkin masa menunggu itu adalah cobaan untuk kisah cinta kalian. Tapi untuk saya pribadi, jika sudah tak ada lagi yang layak diperjuangkan, dia pun tak ada nyali untuk menikahimu (jika itu tujuan berpacaran) ya sudah akhiri sebelum semuanya terlambat Esmeralda, waiting is never make me looked any younger. Berbahagialah~

Terakhir, ini pesan untuk kaum adam yang menunda-nunda menikah karena alasan yang tidak jelas, “Hei mas-mas disini yang sedang membaca artikel ini, ketahuilah disana ada perempuan yang menyelipkan namamu didalam doanya, dia ingin berbahagia denganmu dan mendidik calon anakmu. Jika kau tidak ada niatan untuk serius, maka tinggalkanlah dia baik-baik. Jika kau sungguh mencintainya, berjuanglah lebih keras lagi demi senyuman kalian di kursi pelaminan. Hwaitiiing oppa, saranghae…

ESAI

P.S : Cerita dari tulisan ini; Akhir-akhir ini aku lagi tertarik sama artikel-artikel yang dimuat di laman mojok.co. Ada kesempatan bagi pembaca untuk mengirimkan karya tulisnya ditambah ada sedikit upah nulisnya. Tulisan ini adalah tulisan yang aku kirimkan untuk rubrik ESAI, berharap dimuat tapi berakhir ditolak. Cinta bertepuk sebelah tangan. Hehe. Jadilah aku tayangkan saja sendiri tulisan ini. Aku sadar kemampuan menulisku masih dibawah standar, I can't build a mountain in one night. Aku ngga kecewa, malah semakin giat cari referensi untuk nulis dan terus berlatih di blog aku sendiri. Aku suka baca artikel di mojok karena bahasan mereka up-to-date tapi gaya tulisannya sederhana bahkan terkesan lucu dan ringan, serasa baca artikel sampah. Tapi keunikannya disitu, membuat artikel padat namun masih terasa ringan. Jenius. 

Artikel ini aku persembahkan buat kalian. Semoga bermanfaat. 

See you on my next post, loves 💛