Jumat, 05 April 2019

Ketika laki-laki takut meniqaaa.… Apakah harus ditunggu? Atau dihempaskan ke galaxy andromeda?

Ketika kaum adam takut berkomitmen, apalah daya kami kaum hawa hanya bisa gondok. Memilih bertahan atau pergi? Galau lalu berniat membuka hati untuk yang lain. Stop! Berhenti berpikir sampai sana Marimar.

Hidup di Indonesia tercinta ini tidak lepas dari pertanyaan, “Kapan ….. ?”. Bentuk ‘kapan’ ini bisa “Kapan lulus ? Kapan nikah ? Kapan punya anak ? Kapan nambah anak?”, dan lain sebagainya. Kesel nggak sih kalau orang-orang sekitar sudah repot mengurusi hidup kita? Saya sih kesel bangeeedddhh yah! Mereka tidak tau apa yang jomlo-jomlo seperti kami K A M I ? Lo aja kaleee perjuangkan. Dari susahnya mencari pasangan ideal, menabung untuk hari pernikahan dan menghidupi keluarga setelah menikah. Belum lagi jika pasangan yang diajak serius itu gerakannya maju mundur chaaantiiikkk atau tarik ulur keputusan. Kan jadi bingung… 

Source : Google
Setiap kisah asmara memiliki ceritanya masing-masing, ada yang melewati jalan tol dan mulus sampai pernikahan, ada yang putus ditikung teman, ada juga yang kelihatannya mulus-mulus saja bahkan sudah pacaran hampir satu dekade namun tak kunjung menikah juga alias digantung. Kebanyakan yang menggantung hubungan adalah pihak laki-laki. Saya pernah bertanya kepada teman-teman lelaki, kira-kira pertanyaannya seperti ini, “kenapa yah cowok itu takut diajak menikah?”. Jawabannya beragam.

Temtem nama samaran 26 tahun; mengatakan bahwa laki-laki yang sulit diajak berkomitmen biasanya masih ingin main-main. Pernikahan baginya hanya akan membuatnya terkekang pada suatu kewajiban, yaitu bekerja dan menghasilkan uang. Waktu untuk hangout bareng temen-temen juga akan berkurang. Intinya, menikah itu membatasi ruang gerak laki-laki.

Cimin nama beken 29 tahun; berpandangan jika laki-laki sulit diajak menikah itu sebenarnya karena dia tidak cinta pasangannya makjleb. Mungkin dia masih mendamba sosok lain, contohnya teman SMA-nya, mantannya atau artis dangdut yang ada didekat rumahnya. Bisa jadi.

Doremi bukan penyanyi 32 tahun; berkata apabila lelaki yang sudah lama berpacaran namun emoh diajak menikah, kemungkinan nmemiliki trauma masa kecil (ini harus dibawa ke terapi Pemulihan Jiwa ala Dedi Susanto, yang engga tau bisa cek IG beb). Dia berpikir akan gagal menjadi seorang suami atau calon ayah sehingga dia tidak siap untuk berkeluarga.

Edward Cullen 31 tahun; menduga jika lelaki yang takut menikah karena sebenarnya dia menyembunyikan sesuatu, seperti… dia sudah memiliki keluarga alias kurang ajar alias selingkuh alias pembohong!!!!1111!!!

Umay nama imoet 35 tahun, meyakini bahwa permasalahan lelaki yang ogah-ogahan diajak berumah tangga ialah karena dia tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup atau bisa kita sebut melarat. Hal itu yang kemudian menjadikan dia tidak percaya diri untuk melamar sang kekasih yang menginginkan resepsi di Jepang dengan kemewahan ala Syahreino ulala~

Banyak pendapat lainnya, seperti tidak ada restu dari salah satu pihak atau si lelaki kebetulan hanya seorang hidung belang saja alias kutu kupret. Terlalu panjang jika saya jabarkan semua. Hal yang perlu digaris bawahi adalah ketidaksiapan mental seorang pria untuk lanjut ke tahap yang lebih sakral. Dan pertanyaannya adalah, “Apakah hubungan percintaan ini akan dilanjutkan atau disudahi?” Mengingat tidak jelasnya tujuan hubungan ini. Terlebih jika sudah saling mengenal lama, kenal sanak saudara dan sudah digosipkan para tetangga. Rasanya nyesek gais. Trust me. 

Sebagai perempuan, apa yang harus dilakukan? Tetap bertahan dan berdoa di antara sepertiga malam agar hati kakanda dibukakan dan diberi hidayah untuk segera melamar ? Boleh saja. Namun apakah itu menenangkan hati ? Jawabannya bisa ditemukan sendiri. Pilihan lain adalah menutup buku lama dan memulai petualangan cinta yang baru ? Namun apakah akan dapat pria yang lebih baik dari si dia ? Rasa malas untuk memulai kembali dari awal, PDKT dan tektek bengek lainnya. Atau pilihan terakhir, menyelam sambil minum air. Tetap berstatus pasangan orang sambil menyebarkan jaring cinta dimana-mana ? Namanya juga usaha shay. Iya engga ? Asal jangan laki orang diembat. Punya harga diri dong sebagai seorang perempuan!

Sisi positifnya selama masa digantung, salah satunya kita bisa menilai karakter calon lebih lama. Sanggupkah kita hidup bersamanya sampai maut memisahkan? Dapatkah kita berbagi suka dan duka ? Tahankah kita terhadap kebiasaan buruknya ? Adakah watak darinya yang membuat kita tidak tahan lagi ? Semuanya bisa kita pelajari dahulu, lalu setelah itu bisa kita putuskan akan menunggu atau mengakhiri hubungan tersebut. Putus tidak yaaaa… putus tidak yaaa..~

William Shakespeare pernah bilang,’The course of true love never did run smooth.’ Ketika kamu yakin dia adalah yang terbaik, mungkin masa menunggu itu adalah cobaan untuk kisah cinta kalian. Tapi untuk saya pribadi, jika sudah tak ada lagi yang layak diperjuangkan, dia pun tak ada nyali untuk menikahimu (jika itu tujuan berpacaran) ya sudah akhiri sebelum semuanya terlambat Esmeralda, waiting is never make me looked any younger. Berbahagialah~

Terakhir, ini pesan untuk kaum adam yang menunda-nunda menikah karena alasan yang tidak jelas, “Hei mas-mas disini yang sedang membaca artikel ini, ketahuilah disana ada perempuan yang menyelipkan namamu didalam doanya, dia ingin berbahagia denganmu dan mendidik calon anakmu. Jika kau tidak ada niatan untuk serius, maka tinggalkanlah dia baik-baik. Jika kau sungguh mencintainya, berjuanglah lebih keras lagi demi senyuman kalian di kursi pelaminan. Hwaitiiing oppa, saranghae…

ESAI

P.S : Cerita dari tulisan ini; Akhir-akhir ini aku lagi tertarik sama artikel-artikel yang dimuat di laman mojok.co. Ada kesempatan bagi pembaca untuk mengirimkan karya tulisnya ditambah ada sedikit upah nulisnya. Tulisan ini adalah tulisan yang aku kirimkan untuk rubrik ESAI, berharap dimuat tapi berakhir ditolak. Cinta bertepuk sebelah tangan. Hehe. Jadilah aku tayangkan saja sendiri tulisan ini. Aku sadar kemampuan menulisku masih dibawah standar, I can't build a mountain in one night. Aku ngga kecewa, malah semakin giat cari referensi untuk nulis dan terus berlatih di blog aku sendiri. Aku suka baca artikel di mojok karena bahasan mereka up-to-date tapi gaya tulisannya sederhana bahkan terkesan lucu dan ringan, serasa baca artikel sampah. Tapi keunikannya disitu, membuat artikel padat namun masih terasa ringan. Jenius. 

Artikel ini aku persembahkan buat kalian. Semoga bermanfaat. 

See you on my next post, loves 💛 

0 komentar:

Posting Komentar