Selasa, 19 Maret 2019

Kudapan Malam #5

do you remember our first kiss ?
it was nice, wasn't it ?
warm and sweet

i still feel my heart pounding
harder
shaking hand but moving so fast
like you are my wonderland

i didn't know where to go but you
your smell makes me want more
your touch so soft and deep
maybe it was just a dream but i don't mind
i wake up, happily





Sabtu, 16 Maret 2019

more

I like your smile
It's sweet 
I want it, more

Kamis, 14 Maret 2019

Pintu sang Tuan

ketika itu aku memasuki pintu
lalu aku memohon untuk keluar darinya

kemudian aku menemukan satu pintu yang baru
yang kupikir memanggilku untuk masuk
saat diluar sedang badai

aku ketuk
sang pemilik pintu menekan gagang pintu
namun seketika menjauhinya

bingung dan sedih
aku berdiam didepan pintu
mencoba apapun yang kubisa 
agar pintu itu terbuka

sang pemilik pintu melihat dari jendela
dengan mata berkaca-kaca
takut namun tidak merelakanku pergi

kudekati jendela dan bertanya
bolehkah aku masuk, tuan ?

dia terdiam
melihat kebelakang

aku bertanya lagi,
kau punya kunci pintu ini, tuan ?

dia terdiam
melihat kebelakang
matanya tertuju pada satu ruangan 
yang tertutup rapat

menunduk dan sedih
dia masih terdiam
seperti berat untuk memasuki ruangan itu
disana mungkin penuh dengan hal-hal indah namun menyedihkan

aku masih diluar
menahan segala ketidakberdayaan
melawan badai sendirian
bertahan didepan pintu
yang tak kunjung dibuka

Selasa, 12 Maret 2019

Kudapan Malam #4

Maafkan aku yang selalu mengganggu pagimu dengan kata-kata rindu yang mengganggu
Percakapan pagi kita tentang mimpi apa semalam
Apakah kita bertemu dalam mimpi atau bertualang dalam imajinasi masing-masing

Maafkan aku yang setiap siang hadir meminta waktu makan siangmu
Menunggu pesan datang dan menceritakan sisa pagiku yang tak kulalui denganmu
Kau tau rasanya pagi seperti ini terasa panjang sekali

Maafkan aku yang setiap malam menerormu dengan kisahku hari ini
Menggambarkan setiap waktu yang kuhabiskan dalam keadaan rindu
Penolakanku saat kau tutup percakapan karena hari gelap dan kita berdua butuh tidur

Maafkan aku saat aku bertingkah dan merepotkan
Maafkan aku saat aku keras kepala dan bodoh dalam waktu yang bersamaan
Maafkan aku saat aku merengek minta ditemani dan merajuk saat kau harus pergi
Maafkan aku karena aku mencintaimu

-




Senin, 11 Maret 2019

My Brithday Gift πŸ’–

Hi everyone

Alhamdulillah, per kemarin saya sudah berumur 30 tahun (berdasarkan perhitungan ulang tahun di Korea, hehehe..). Well, kenapa saya lebih suka mengganggap diri saya sudah umur 30 ? because I knew 30 is fun! The turning point or starting point for human to begin the new chapter of life. Kira-kira begitulah filosofi anak kemaren sore. Di umur segini memang sudah engga boleh main-main lagi. Who said that ? Malah disini serunya, kita memainkan permainan yang sama namun berbeda strategi. Di umur ini kita sudah cukup pengalaman dan sudah banyak 'bermain' pahit dan manisnya hidup. Ini bekal kita, di titik ini kita biasanya sudah menentukan mau jadi apa, passion kita dalam bidang apa dan bagaimana mau menghabiskan masa tua, being single or keep searching for love? Or do both. Pandangan mengenai sesuatu hal sudah bukan kotak lagi dan sudah mulai menarik diri dari hura-hura atau unfaedah things, kita sudah mulai mencintai 'me time', menata waktu istirahat dan mulai terbiasa dengan kepergian teman-teman yang kian waktu kian berkurang jumlahnya. Hal yang lumrah. Makin akrab dengan kesepian.

Sejujurrnya, dulu saya tidak suka ulang tahun, karena mengingatkan saya pada pertanyaan 
what I have done with my fucking life ? what are my achievments ? what things that I already have ? the life progress ? car? home? love ? marriage ? family ? it seems there is NONE. 
Setelah itu saya tidak menikmati perayaan ulang tahun. Serasa tidak ada perkembangan tahun ke tahun. It's hurt. 

Beruntungnya saya, ada momen yang membuat saya berpikir, mengapa saya penuh kebencian, ulang tahun tidak se-menyedih-kan itu. Pikiran saya membawa kepada kesimpulan: 
KEBAHAGIAAN ITU DICIPTAKAN DARI DIRI SENDIRI. BUKAN TERGANTUNG DARI ORANG LAIN. 
Awalnya engga gampang. Proses itu harus kita alami sendirian, kita lawan sampai ingin menyerah, namun kekuatan datang dari hal-hal terdekat kita, saudara, orangtua, teman-teman, cinta bahkan kisah orang lain yang kita tiba-tiba mendengarnya. Hal positif akan menghampiri jika kita mencarinya. Ketika kita care ke orang lain, dengan tulus, tiba-tiba kita juga mendapatkan perhatian yang sama dari orang lain. Well, at least it happened to me. I lost a lot, but I found love step by step. Then I keep those questions for its good side only.

Terlalu pagi buat bilang kalo saya ini bijaksana dan sudah menikmati hidup. TIDAK. But, I want to tell you one thing, ketika saya sudah tidak menggantungkan kebahagian saya pada orang, lalu mencoba menciptakan kebahagian saya sendiri which is loving myself more itu rasanya LEGA banget

Di tahun-tahun sebelumnya, rasanya diri ini ingin sekali dibuat bahagia, dengan ucapan, doa dan hadiah dari orang-orang terdekat. Ternyata perasaan ini adalah racun yang akan membuat hati sakit dan kecewa. Tahun ini, semua saya lepaskan, saya niatkan di ulang tahun ini, SAYA HARUS BAHAGIA dengan atau tanpa siapapun. I treated myself good, I did what I love, I ate what I like, I bought myself good stuffs, I sang, I danced, I wrote, I watched movies, I replied birthday texts from people who love me and said ameen to every doa they sent me gratefully, then I felt good. Ketika saya sudah bahagia, orang-orang sekitar saya menambah kebahagian itu. Mereka itu poin tambahan yang membuat hidup saya beberapa kali lipat menjadi lebih bahagia. Rasanya hati itu penuh dan terus penuh. 
I get what I deserve.
Semuanya masih proses ya, saya bukan orang bijak yang selalu berpikir positif. There are ups and downs, tinggal gimana saya pribadi mengendalikan emosi dan pikiran. You should try and I believe you are better than me, pals. Ajaibnya, di hari ulang tahun kemarin saya engga cengeng. Pure nangis karena terharu, I still have my mom, dad, sisters and loves from my life-circle which was very warmingπŸ’“ Alhamdulillah. Momentum yang indah sekali, jika mengingat teman-teman yang keluarganya tidak selengkap yang saya miliki.

Satu hari berlalu dengan lancar dan cepat sekali. 

Oia, disini saya juga mau menceritakan kejadian yang membuat saya tersadar pentingnya MENCINTAI sebelum dicintai. Jadi, hari ini saya pergi menonton CAPTAIN MARVEL (film ini keren banget buruan nonton sebelum Avengers : END GAME tayang!) Di perjalanan, saya pake Grab Car, driver-nya seumuran 55-tahunan kemungkinan, sedang mendengarkan cermah seorang ustad Adi who I dunno, mengenai pernikahan dan adab suami terhadap istri, saya tidak keberatan. Kemudian kami terlibat perbincangan tentang pernikahan, sampai pada saat bapak itu bilang, 
"orang-orang sekarang tidak paham artinya CINTA. Sehingga gampang bubar dan cerai." 
Saya mulai tertarik. 
Bapak tersebut melanjutkan pembicaraan, "menurut kamu, CINTA itu apa ?" tanyanya. 
Saya bingung, lalu saya menjawab berbekal pengalaman menonton film romantis, "memberi dan menerima....?" agak ragu jawaban saya akan sama dengan keyakinan beliau.
"Jadi, kalau kamu memberi kamu BERHARAP menerima ?" tanyanya lagi.
"Iya." Jawabku. Bingung.
"Jika kamu memberi, lalu tidak menerima yang sama dengan apa yang kamu berikan, kamu kecewa ?" lanjutnya.
".............. berpikir iya..." Ragu.
"ya begitulah, jika berharap dibalas. Jika tidak dapat balasan, kamu akan kecewa." 
Saya balik bertanya, "jadi, apa CINTA menurut Bapak?"
"Untuk saya, cinta berarti dua hal. Pertama, mencintai dengan hormat dan TANPA SYARAT. Kedua, Terus memberi tanpa berharap dibalas." beliau mantap dengan prinsipnya. Kemudian dia bertanya lagi, "Kamu, lebih memilih mencintai atau dicintai ?" 
"Dicintai" secara cewek kan yaa, berharap dicintai, disayangi sampe mati kan shaaay. Jawabku.
"Oke. Jadi ketika kamu dicintai, artinya kamu diberi, yang menunjukkan kamu adalah orang yang menerima pemberian. Ibarat kamu diberi (pengandaian cinta itu sendiri) uang, perhiasan, mobil, secara terus menerus lalu lama kelamaan apa yang kamu dapatkan menipis, bahkan habis, kamu berhenti merasa dicintai ?" tanyanya.
Saya tambah pusing. Saya diam. Lalu saya menjawab, "berarti lebih baik MENCINTAI ya pak..." sambil berbicara pada hati sendiri.
"menurut saya ya seperti itu. Syarat pertama : menghormati tanpa syarat. artinya seseorang yang kita cintai, kita hormati dia tanpa syarat. Jika seseorang itu sudah kita hormati dan dia menyia-nyiakan itu, artinya dia tidak pantas untuk kita hormati lagi. Move on. Namun jika orang itu, setelah kita hormati, dia juga berbuat baik kepada kita, lanjut ke bagian kedua yaitu : memberi tanpa mengharap balasan. Beri saja, tanpa mengharap. Lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah. Jika dia itu jodoh kita, dia akan membalas tanpa kita minta. Tapi sekali lagi ini pendapat saya ya.. kamu silahkan dengan pendapatmu, tidak perlu sama dengan saya."
Lalu percakapan itu selesai ketika sudah sampai tempat tujuan. Pada saat saya mau keluar mobil, bapak itu mengucapkan pesan yang saya sangat ingin mendengar itu dari semua orang, dan ingin mengganti semua pertanyaan sampah seperti "KAPAN NIKAH?" dengan pesan si driver yaitu "Mbak Risti, jangan lupa bahagia ya. "

Pintu mobil ditutup dan saya langsung bilang dalam hati, OKE PAK! 

Selama menunggu film saya kepikiran kejadian ini. Dengan kapasitas saya sebagai seorang amatir, saya coba menerjemahkan apa arti cinta menurut bapak driver grabcar tersebut. 
  • Menghormati tanpa syarat. Disini saya coba melebarkan artinya menghormati yang berarti menghargai dia sebagai individu yang utuh, yang memiliki cara pandang sendiri dan keinginan tentang hidup dan mimipinya. Memberinya jeda untuk dia dan dirinya, menghargai keputusan dan pemikirannya, memberi ruang untuknya untuk berkarya dan berprestasi, mempercayainya dengan segala kemampuannya. Tanpa syarat, artinya ketika dia sudah memberikan jawaban A terhadap suatu hal, baik setuju atau tidak, kita tidak coba memaksakan apa yang kita yakini.
  • Memberi tanpa berharap kembali. Beri kasih sayang, perhatian dan waktu untuk orang kita sayangi. Disini, seorang pecinta akan menjadi boss atas perasaannya sendiri. Dia tidak berharap dicintai karena tugasnya hanya mencintai. Disini itu tahap dewa banget cuy, saya engga tau bisa apa kagak. Whatsapp gak dibales aja nyesek. Tapi ya itu, namanya cinta terkadang engga ada logika

Cinta bisa berarti macam-macam, yang mana aja yang kamu percayai. Yang saya tau, I like this kinda conversation, deep talk with random people. Merasa sekali saya ini hanya remahan rangginang yang sedang mencari tempatnya di dunia yang padat ini. Mungkin cerita-cerita ini akan membentuk pribadi saya menjadi lebih berwarna dan pemikiran saya jadi lebih luas lagi. Bertambahlah lagi kado yang saya dapatkan, pupuk kebahagian.

Sudah dulu ya curhatnya.. 

Ketemu lagi di posting-an berikutnya.


LOVE πŸ’

This wasn't my bday gift. Kalian harus nonton film ini. Recommended!!

Jumat, 08 Maret 2019

kudapan malam #3

apalagi yang bisa ku katakan selain 'aku cinta kamu'
detik-detik aku merindumu
di tengah suasana ramai maupun sepi
antara siang dan malam
bergelut seperti pesakitan yang melawan candunya

apalagi yang bisa ku kirimkan selain doa 'ya Tuhan, lancarkanlah harinya..'
seperti ada kupu-kupu yang sedang terbang di dalam perutku
dan kamu yang berputar di dalam kepalaku
sekali lagi, satu hari terbuang untuk melamun

apalagi saat yang dinantikan kalau tidak saat bertemu 
diam-diam kencan sementara dunia sibuk berkeliling 
mencoba berlari lebih cepat dari waktu
namun diam lebih lama hanya untuk saling menatap dan tertawa bersama

apa yang ku lalui bukan sandiwara belaka
kisah rindu yang tetap haus meskipun bibir sudah bertemu, bahkan kian membulat
menuliskan rasa sembari memeluk bulan
cinta, memelukku lebih erat dari biasanya.

Scaling Gigi di RSGM FKG UGM dan RSGM Bandung, which one is better ?

Hai, hows the holiday going ? 
Teruntuk teman-teman hinduku yang merayakan Hari Raya Nyepi, selamat ya, dan terima kasih untuk hari liburnya. Hehehe.

Di post kali ini, aku mau nyeritain pengalamanku scaling gigi, khususnya pengalaman di RSGM Prof. Soedomo FKG UGM. Dan disini aku mau mencoba mencari perbedaan perawatan di RSGM UGM dan di RSGM di Bandung, well cause I used to live in Bandung for a decade. 

Beberapa tahun ke belakang aku mulai membiasakan diri untuk scaling gigi atau membersihkan karang gigi, kenapa? karena punya gigi yang bersih itu nyaman banget, dan yang terpenting jauh dari sakit gigi. Lebih baik sakit hati, daripada sakit gigi.. uwowowo. Tahun pertama, aku membersihkan karang gigi 2x dalam 12 bulan. Tahun selanjutnya juga 2x. Tapi ditahun berikutnya hanya 1x dalam 1 tahun, karena gigi terasa masih bersih. Tahun 2019 ini, aku baru pindah ke Jogja, akhirnya aku browsing tempat scaling gigi disini, hasilnya banyak review dari artikel blogger lain yang pernah scaling di FKG UGM, jadi aku cuss deh ke RSGM FKG tersebut. 

RSGM Prof. Soedomo FKG UGM berada di Jl. Denta No. 1 Sekip Utara, Senowolo, Sleman, kalian bisa naik Transjogja dan haltenya engga jauh dari RSGM. Pertama agak bingung karena RSGM berada di antara lingkungan kampus, tapi tenang nanti bisa tanya bapak security arah RSGM-nya. Setelah masuk, disana ada resepsionis yang mengarahkan ke lantai 4 untuk scaling. Disini ada lift kok jadi jangan takut naik sampai lantai 4. Aku datang jam 2 siang, dan mereka masih menerima pendaftaran. Nah disini letak perbedaannya RSGM UGM dan RSGM di Bandung, jika di UGM masih diterima walaupun sudah lewat jam makan siang, di RS bandung hanya sampai jam 9 atau 10 pagi saja, pasiennya pun dibatasi, setauku yah, karena waktu itu aku dan temenku hampir telat daftar. Informasi jika ingin tambal gigi di RSGM Bandung (Jl. R. E. Martadinata) hanya ada 20 nomor antrian dalam sehari, jadi datanglah sebelum kehabisan nomor antrian, jika di RSGM UGM aku tidak menanyakannya. Oh ya, jika di RSGM Bandung, tindakan scaling engga bisa di cover BPJS kesehatan (tahun 2018), dan aku pikir juga berlalu di RSGM UGM yah, bodohnya aku lupa bertanya

Sampai di ruangan lantai 4, seperti biasa ada bagian administrasi, disana juga banyak calon-calon dokter yang sedang praktek. Ada jadwalnya, kalau tidak salah ingat, jika pasien ingin tindakan dari mahasiswa (aku lupa apa sebutannya) biayanya bisa lebih murah sekitar Rp. 75,000 sampai dengan Rp. 125,000 untuk tindakan pembersihan karang gigi, dan jika tindakan dilakukan oleh dokter langsung, biaya akan lebih mahal sekitar Rp. 125,000 sampai Rp. 200,000. Disini banyak mahasiswa berseliweran, sedang mengobrol ataupun mengerjakan tugas dan menangani pasien dengan nasihat ini itu khas dokter gigi. Aku belum pernah ditangani oleh calon dokter seperti ini, kurang yakin aja hehehe (maap adik-adik😁). Oke lanjut, setelah mengisi formulir identitas diri membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 10,000 aku menunggu dipanggil. Banyak juga pasien di siang menjelang sore ini. Disini pasien boleh pilih bersedia ditangani dokter siapa, asalkan sudah ada janji terlebih dahulu. Karena ngejer waktu, aku bersedia ditangani oleh siapa saja. 

Ruang tunggunya ada yang di dalam, berdekatan dengan ruang tindakan, ada juga yang diluar dekat dengan lorong RS. Atmosphernya dibilang suasana kampus, engga juga, dibilang suasana rumah sakit juga engga. Mungkin karena sudah siang jadi terasa sepi. Yang jelas, nyaman dan engga serem kaya rumah sakit kebanyakan, ada banyak mahasiswa juga jadi bisa cuci mata. Ha-ha-ha. Siap-siap bawa kipas juga, gerah. 

Hmmm, aku lupa berapa biaya pendaftaran di RSGM Bandung, kalau tidak salah sama juga sekitar Rp. 10,000. Perbedaanya, jika di RSGM Bandung, setelah mendaftar, pasien harus dicek berat badannya juga tekanan darahnya, lalu mengisi pernyataan panjang tentang identitas diri, wali pasien, riwayat penyakit dan alergi obat, setelah itu baru diperbolehkan ke ruangan tindakan untuk mengantri. Di RSGM UGM, tidak ada pemeriksaan seperti itu, langsung aja antri tindakan. 

Setelah sekitar satu jam menunggu, akhirnya nama aku dipanggil, namun waktu itu di map tertulis jenis kelaminku laki-laki, ada kesalahan, aku beri tahu assisten dokternya, dan mereka memperbaikinya. Ruangan tindakan kecil sekali, berbeda dengan ruangan di RSGM Bandung yang mungkin 2 sampai 3 kali lebih besar, lebih meyakinkan, hehe. Di ruangan itu ada 1 dokter yang memakai masker dan asistennya. Disini aku langsung di eksekusi, "rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr..." suara mesin panjang, kumur-kumur, dibersihkan lagi, kumur-kumur lagi, dan seterusnya sampai selesai. Disini hanya sekitar 7 menit tindakan, engga sampai 10 menit prosesnya! Cepet banget. Antara engga ada apa-apa di gigiku atau dokternya males aja, ha-ha. Seingetku, kalau tindakan di RSGM Bandung itu lumayan lama deh, minimal 10 menit, terus hasilnya cling kinclong berkilau bersih keset, memuaskan. Hasil scaling RSGM UGM ya biasa-biasa saja, keset lah lumayan. Disini aku nemuin perbedaan lagi, kalau kumur-kumur di RSGM Bandung, airnya itu dicampur semacam betadine gitu warnanya ya gitu, kuning butek, kalau di RSGM UGM airnya air biasa, bening atau mungkin dikasih obatnya bening kali yak. Nah, selesai tindakan, dokter di bandung biasa nge-review gigi pasiennya gimana, kondisinya dan apa dos and don'ts dari mereka. Mereka juga memperhatikan gigi pasiennya, mereka menghitung gigi atas ada berapa, gigi bawah juga, ada yang tanggal atau engga, bolongnya dimana aja, mereka informasikan itu ke kita dan juga meminta kita tambal gigi sebelum bolongnya makin parah. Terakhir dokter di Bandung bilang, bahwa gigiku ada yang harus ditambal, engga parah banget sih tapi sebaiknya ditambal. Pas aku tanya mengenai hal itu ke dokter UGM, dokternya bilang all is good. That's it! Itu juga karena aku yang nanya beliau tentang kondisi gigiku. Lalu dia bilang, gigiku yang ngilu banget itu jangan di sikat terlalu kenceng dibagian yang ngilu tadi. Syudah, tindakan selesai kurang dari 10 menit. (Disini kartu pasien aku hilang, aku lupa simpen dimeja dokternya. Ceroboh.)

Nah ini bagian yang aku paling benci. BAYAR. He-he-he. Pergi ke kasir, tempatnya dimana aku daftar tadi. Biaya scaling hari itu adalah Rp, 175,000 (Februari 2019). Lebih murah menurutku jika dibandingkan biaya scaling di RSGM Bandung sekitar Rp. 225,000 sampai Rp. 275,000 (belum dengan pendaftaran). Ada rupa ada harga, menurutku sih seperti itu.

Menurut pendapat pribadiku, dimana pun RSGM-nya yang terpenting alat-alatnya aman dan steril dan juga pelayanannya baik. Kedua RSGM itu cukup kok dan aku juga bakal dateng lagi tahun depan. Gimana menurut kalian?

Moon maap nih pictures -nya engga ada karena engga kepikiran banget buat ambil foto di rumah sakit, he-he. 

Well, begitulah pengalamanku, semoga bisa membantu mencerahkan siapa pun yang membutuhkan informasi ini. Jaga terus kesehatan gigi yah teman-teman, biar nanti udah tua tetep sehat.

Hope you guys have a good day. Bye.


Love πŸ’“

sumber


P.s : update pengalaman tahun 2022

Senin, 04 Maret 2019

Kudapan Malam #2

Bagiku Bandung adalah sebuah kota yang mengajarkan pertemuan dan kehilangan, kerja keras dan pembelajaran hidup panjang yang membentuk setengah diriku.

Untukku Jakarta adalah telaga yang terlihat menggiurkan namun sebenarnya seringkali banyak yang terpeleset dan jatuh. Jatuh untuk bangkit, atau jatuh untuk menyerah. Diantara jatuh atau menyerah kadang seseorang memilih bertahan karena sudah kepalang tanggung.

Buatku Jogja mengajariku untuk merindu, patah hati dan memulai kembali semua dari awal. Life is about moving forward. This city teach me how pain makes me more alive. Alone is truly answer and a way to recognize myself as well as love it even more. 

Kota-kota yang aku kunjungi: Pare, Bogor, Tasikmalaya, Malang, Surabaya, dan lainnya mengajarkan arti persahabatan, persaudaraan, perpisahan dan persinggahan sementara untuk menepi dari bosannya hidup monoton yang aku keluhkan di malam hari.

Dan akhirnya, Lombok adalah tempatku meminta restu, mengobati kesepian dan beristirahat dari kepahitan penolakan, persaingan dan kepura-puraan duniawi. Kepada keluargaku yang selalu mendoakanku aku tak sungkan kembali setiap kali dunia mempermainkanku. Karena setiap kembali, ku lihat surga di kaki ibuku dan cinta di mata ayahku juga pelukan dari saudara-saudaraku.

Kemana lagi aku akan berlabuh? Kuharap kakiku akan mengikuti kakimu dalam memasuki rumah kita yang entah akan kita bangun dimana, yang jelas kita harus hidup bahagia bersama.




Minggu, 03 Maret 2019

Mampir ke Perpusatakaan (Perpusnas & Grhatama Pustaka)

Perpustakaan itu sebenarnya tempat yang paling cocok untuk dikunjungi di waktu senggang. Disana kita bisa menemukan banyak buku. Mulai dari buku anak-anak, buku pelajaran, buku cerita, sampai karya ilmiah orang-orang hebat. Istimewanya, kita bisa baca buku-buku secara GRATIS. Gak perlu beli, cukup menjaga bukunya dengan baik. Namun, jarang sekali perpustakaan yang memiliki fasilitas yang baik dan lengkap. Pada umumnya perpustakaan dibiarkan seadanya, buku-buku yang jarang diperbarui, tidak jarang berdebu dan koleksinya tidak lengkap, menyedihkannya lagi jika buku-bukunya koyak dan lusuh. Jadi bikin males ke perpus. 

Ada ngga sih perpus yang nyaman, koleksinya banyak, ramah pengunjung, dan juga instagram-able buat nongkrong-nongkrong berfaedah sambil numpang WIFI-an gretong. Ha-ha-ha. Jawabannya ADA dong. 

Sobat missqueen-ku dimana pun berada, percayalah perpus adalah tempat untuk kita mau ngga mau pasti baca buku. Dipaksa untuk memilih buku walaupun hanya syarat untuk wifi gratisan. Bukunya diangkut, sampulnya dibaca sekilas, satu dua lembar dibaca dan sisanya hanya dicek jika ada gambarnya. Gak masalah, selama kamu ngga bikin ribut di dalam ruang baca. 

Nah kembali ke topik. Saya mau berbagi pengalaman, menurut saya ada dua perpustakaan yang nyaman sekali untuk dikunjungi. Pertama, Perpustakaan Nasional RI di Jakarta dan Grhatama Pustaka di kota Jogjakarta. So, shall we begin..

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Letaknya di Jakarta, sekitaran jalan Merdeka. Kalian bisa kunjungi Website Perpusnas disini. Waktu itu saya menggunakan KRL karena berniat hanya jalan-jalan saja, melihat kemegahan dan menikmati ramainya Jakarta Pusat. Saya turun di stasiun Gondangdia dan lanjut jalan kaki. Jaraknya sekitar 1,3 kilometer, sebenarnya lebih baik naik bajaj atau Gojek, tapi ah saya lebih suka jalan kaki, sambil nyasar ke kanan ke kiri, lebih asyik. Berjalan-jalan sendirian seperti anak hilang, bertanya pada security yang ramah di jalan merupakan hiburan tersendiri, mungkin begini rasanya menjadi penjelajah, tanpa beban. Setelah hampir dua puluh menit berjalan terpotong hujan yang tiba-tiba turun, sampailah di PERPUSNAS RI. Bangunan pertama yang kita lihat terlihat seperti rumah kuno. Setelah memasuki rumah tersebut, kita disajikan mini museum yang bercerita tentang sejarah aksara, sejarah kertas, sejarah pembuatan dari perpustakaan ini sendiri. Ruangannya tidak terlalu besar, tapi cukup keren sehingga banyak pengunjung yang berfoto disana. 

Ruang Aksara

Spot yang paling diminati pengunjung untuk berfoto

Lanjut, setelah 10 menit menghabiskan waktu menikmati ruangan demi ruangan di museum mini ini, saya lanjut ke menu utamanya, yep perpusnya. Gedungnya gileeee tinggi banget. Menurut informasi di gedung ini ada 27 lantai dan perpus ini adalah yang tertinggi di dunia. Ayo mana tepuk tangannya... πŸ‘ Saya bergumam dalam hati, 'wah dalam dua jam nggak mungkin bisa menjelajahi seluruh lantai dengan detail, jadi cari yang kira-kira bisa dikunjungi saja.' Sehubungan dengan waktu saya berkunjung adalah hari Jumat, alias almost weekend jadi saya pikir perpus pada jam menjelang solat Jumat dalam situasi tenang cenderung sepi. Setelah sampai di lobby yang tidak kalah besarnya dari mini museum, saya jalan-jalan kecil melihat-lihat buku yang berisikan sejarah dari presiden-presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai dengan Joko Widodo. Semuanya tersusun rapi di etalase dan kotak kaca yang ditutup sehingga tidak bisa dibaca. Sebagian hanya pajangan saja.  Jalan-jalan kecil di lobby saja butuh 10 sampai 15 menit, disana ada sofa dan tempat duduk yang nyaman untuk menunggu atau sekadar mengobrol. Setelah menitipkan tas dan bawaan di loker, maka mulailah saya naik lift keatas dan kebawah, iseng keluar masuk ruangan dan melihat-lihat koleksi yang ada. Ingin rasanya membaca 1 buku disana, namun waktu tidak cukup karena saya ingin cepat pulang dan ogah terjebak dalam KRL yang sumpek dan berjejalan manusia, ditambah ini jumat, mengingatnya saja saya sudah ingin pulang. 

selamat datang di Perpusnas RI

Lobby, Presidan dan Wakilnya, RI (yang pertama)

Ada 24 lantai yang disiapkan untuk pengunjung, yang saya ingat sekali di lantai 4 ada kantin dan lantai 6 ada musola, sisanya ruang pameran, ruang koleksi umum, visual dan audio, ruangan untuk kantor, ruangan anak, ruangan koleksi peta dan foto, dan banyak lainnya. 

Sumber : Kumparan
Setelah berkeliling sekitar satu jam, melihat orang lalu lalang dan anak usia SMP dan SMA berkeliaran di dalam gedung, saya memutuskan makan siang di kantin perpus. Menunya banyak, ada nasi pecel, nasi lauk, bakso, mie ayam, nasi padang, pempek, dan lain lain. Harganya juga masuk akal, tidak membuat kantong bolong. Saya membeli mie ayam seharga sepuluh ribu dan air mineral seharga tiga ribu dan membayar di kasir lalu bonnya dikembalikan ke counter makanan tempat memesan sebelumnya dan mie ayam siap diantar ke meja. Kantinnya bersih, ramai dan kalau mendapat sudut di dekat jendela, kalian bisa menikmati Jakarta dan Monas dari dalam kantin. Disini saya bergabung dengan ibu yang sedang makan sendiri, dikarenakan tidak ada bangku kosong yang tersedia. Ibu itu mempersilakan saya duduk. Dan kami diam dalam pikiran masing-masing. Mienya enak dan yang paling penting mengenyangkan. Setelah itu saya solat duhur di musola perpus, nyaman dan bersih, mukenanya juga bersih namun masih sedikit. Sebenarnya saya bawa mukena tapi karena harus kembali ke lobby dari lantai 4 jadi saya pakai mukena yang disediakan saja dan mengantri sebentar. Setelah solat, lalu saya menjelajahi lagi lantai-lantai yang lain. 

kantin

Disini setiap lantai ada penjaganya seperti security. Mereka bisa membantu anda menemukan koleksi dan memakai fasilitas ruangan. Dan jika anda membawa minuman, anda wajib menitipkan minuman tersebut di meja penitipan botol. Hanya buku, alat tulis atau laptop yang diijinkan masuk ke dalam. Oh ya, pihak perpus juga menyediakan tas untuk laptop anda dan bisa dipinjam di tempat pengambilan kunci loker. Saya hanya membawa pulpen dan buku sehingga tidak diberi tas untuk membawa alat tulis.
Suasana sepi sehingga sangat nyaman sekali untuk membaca di setiap sudut perpus. Banyak lukisan yang dipajang di dinding perpus. Di lokasi pameran ada koleksi buku dan hasil kesenian yang dipajang. Ruangan dengan lokasi paling nyaman untuk saya ada di lantai 16, tempat foto, lukisa dan peta. Disini tinggi dan sepi. Cocok untuk menulis, ditambah foto dan lukisan yang di pajang sangat representatif, foto-foto ini tau bagaimana keadaan di bangsa ini. Duduk disini untuk memandangi Jakarta dari bangunan setinggi ini, menghadap Monas dan menunggu hujan reda.

Pajangan di koridor Pameran
lukisan di koridor

ruang koleksi foto

I was here

ruang koleksi foto

Ingin sekali menghabiskan waktu berjam-jam di tempat ini, namun waktu sudah menunjukkan saatnya pulang. Selepas ashar saya pulang, dengan rute yang berbeda, tapi masih sama berjalan kaki. Saya pulang dengan niat akan kembali dan menjadi anggota perpus. FYI, perpus juga melayani akses online, kalian bisa mendaftar untuk menjadi anggota, silahkan di cek di website perpusnas. Saya belum pernah mendaftar, namun suatu hari saya harus mendaftar menjadi anggota dan itu artinya saya akan kembali lagi mengunjungi perpus tertinggi di dunia, dan itu di Indonesia. Pemirsaa, mana tepuk tangannya... πŸ‘

Ini adalah perpus terbaik, jadi jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjunginya. Jangan seperti saya yang hanya keluar masuk ruangan, semoga anda bisa menikmati koleksi yang disediakan pihak perpus. Selamat berburu buku dan membunuh waktu.

Selanjutnya, Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Grhatama Pustaka. Lokasinya di jalan Janti tidak jauh dari gedung JEC. Informasi lebih lanjut mengenai perpus ini bisa didapatkan disini. Saya sudah beberapa kali berkunjung ke perpus ini. Disini, pihak perpus menyediakan meja lipat, beanbag, wifi, ruang terbuka untuk diskusi, taman untuk anak-anak, kantin, musola, dan gazebo, gimana engga istimewa tho? Banyak mahasiswa yang datang untuk mengerjakan tugas atau hanya download  mumpung gratis internetan, termasuk saya πŸ‘€ 

Sepengalaman saya, koleksi disini boleh dibilang cukup layak dan banyak referensi terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang, fasilitas komputer untuk mencari buku pun disediakan, meski antri sekali karena pengunjungnya lumayan banyak. Ruangan terpadat adalah ruangan koleksi umum. Disini muda mudi bertumpah ruah, AC nya kadang tidak terasa atau kadang tercium bau kaos kaki. Wajar, namanya fasilitas umum, tapi tolong kalau bisa pengharum ruangannya disemprot saja kalau udaranya sudah mengandung aroma asem kaos kaki. Hihihi. But it doesn't matter that much. Just a bit. Tenaaang. Gak setiap hari bau kok, mungkin pas saya dateng aja. Kemungkinan kaki saya yang bau.

Saya biasa menggunakan Gojek untuk datang ke perpus, setelah sampai area depan perpus, saya menukar kartu identitas dengan kunci loker, lalu mengisi buku tamu di komputer dekat resepsionis. Setelah itu masuk ke ruang loker dan mengambil laptop, alat tulis, dan air minum. 

Perbedaannya grhatama dan perpusnas, dari segi bangunan jauh lebih kecil hanya 3 lantai namun ruang terbuka ditengah bangunan lebih adem jika hujan. Jika di perpusnas pengunjung diberi tas untuk membawa laptop, sepertinya di grhatama tidak ada atau saya yang tidak tau. Masuk ruangan perpus dilarang menggunakan sepatu atau sandal, jadi anda harus menyimpannya dalam tas yang disediakan diluar, lalu membawa sepatu anda kedalam ruangan, pantes baunya kadang anyep. hehehe. Selain itu, di grhatama pengunjung diijinkan membawa minum, asal jangan membawa minuman keras boss. Tidak diperbolehkan membawa makanan tapi kadang saya bawa roti, laper lur, asalkan ga berisik dan berceceran aja, sama jangan ketauan. sssttttt......
Bosen di dalam ruangan, pengunjung bisa nongkrong cantik di selasar dan teras yang disediakan perpus tentu saja boleh internetan tapi jangan bawa bukunya keluar, karena nanti sensornya bunyi. Jadi boleh bawa buku asalkan sudah dipinjam lebih dulu. Boleh pinjam jika sudah jadi anggota perpus. Bagaimana caranya jadi anggota perpus? Tanya mbak aja ya, saya belum jadi anggota karena saat ini bukan penduduk Jogja. 

Bangunannya kece fasilitasnya oke. Boleh dateng deh mbak masnya ke Grhatama, kalau lapar bisa jajan di kantin, dengan harga yang affordable khas Jogja. Kantinnya kecil sekali, jadi mesti antri. Kalau tidak mau dikantin, banyak warung makanan sekitar perpus, no problemo. Aksesnya juga bisa menggunakan trans jogja, cuma tiga ribu lima ratus saja, untuk rutenya tanyakan pada penjaga halte trans jogja. 

Hmm apalagi yaa.. Di belakang Grhatama akan dibuka gedung Arsip DIY (cmiiw), mungkin sekitar bulan Maret atau April ini sudah bisa dikunjungi. I don't know yet what its going to be but I think the building is pretty cool, so I plan to visit it and I'll tell you guys later, okay?

didepannya ada bukit-bukit kecil cocok buat foto dan lari-larian kalo ujan berasa di film india
koleksi buku di Grhatama Pustaka

Ruang Koleksi Umum Lt. 2

Silahkan mba, mas, bukunya dipilih..

Selain beanbag ada juga meja bundar untuk dipakai bersama-sama

Cerita anak gawl

Good words. πŸ’—


Well, begitu sharing pengalaman dari saya. Foto-fotonya nanti saya update ya guys, maklum langsung sat set bat bet ke ruang baca. Barangkali ada yang mau menambahkan bisa tinggalkan komentar kalian. Saya percaya masyarakat kita suka membaca, namun hanya kurang fasilitas yang nyaman dan buku-buku yang menarik. Disini, saya membagikan informasi yang saya semogakan akan bermanfaat untuk kalian semua. Jadi jangan ragu-ragu untuk tamasya ke perpus. Gratis dan berfaedah lho..

See you soon on my next post! 

Love.

Sabtu, 02 Maret 2019

Jalan-Jalan di Kebun Raya Bogor

Good Day Everyone..

Tahun baru kali ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi kota Jakarta. 

Hi Ibukota! Hi kota kelahiranku..!

Di Jakarta, konon katanya banyak yang datang dan menggantungkan asanya untuk sukses dan mendapat kualitas kehidupan yang lebih baik. Semua ras, kasta dan warna kuliat menyatu demi sebuah citra hidup yang lebih baik. Berceceran, tumpah ruah di sela-sela gedung dan menara yang menjulang tinggi menggapai langit. Sudah cukup berpuisinya. 

Disini, saya mencoba menguraikan rencana yang akan dikerjakan selama setahun kedepan. Atmospher kerja keras, ambisi serta kompetisi sangat semerbak di kota-kota besar, automatically pun Jakarta. Semua bergerak serba cepat, serba akurat, serba tepat. Saya ingin masa depan yang cerah, tapi bukan di Jakarta. Di sela-sela berpikir dan mengganggur, Jakarta berhak saya sentuh. Berjalan berkelana ke sisi-sisi luarnya saja sudah cukup, jangan mengenal lebih dekat, takut jatuh cinta dan tak ingin pulang.

So, after few days in Jakarta, I called my friends here and made a day to meet up. Karena pengen keluar dari hedonnya ibukota kita berencana mengunjungi Bogor Botanical Garden. Jadilah kita bertemu di stasiun Pondok Cina dan menuju Bogor menaiki KRL. Saya, Mewa dan Anto, 3 bocah yang akan beranjak umur 30 beberapa tahun lagi ini berjumpa setelah bertahun tak bertemu. Suasana KRL Bogor Sabtu pagi itu nggak terlalu sesak, kita bertiga mendapat tempat duduk yang nyaman sampai stasiun Bogor. Harga tiket KRL-nya hanya Rp. 6000 saja permirsah. Lanjut dari stasiun, kami numpak angkot dengan ongkos goceng aja sampai pintu gerbang Kebun Raya Bogor. HTM nya sekitar Rp. 15.000 (dan ini ditraktir mbak Mewasari, maturnuwun :3 ) Lanjuutt, kebun ini bener-bener guueeeedeeeeeek bangaaat dah. Penjelajahan pertama di KRB, kita cuss langsung ke rumah Anggrek dan mencuri beberapa foto anggrek yang cantik. Karena pada dasarnya saya adalah orang yang tidak suka selpi alias pemalesan, jadilah hanya foto-foto anggrek yang memenuhi galeri foto. To be frank saya gak paham dunia tumbuh-tumbuhan macem ini, walopun dulu jurusan IPA gak akan menjamin lu masih hapal nama tumbuh-tumbuhan dalam bahasa latin, wong dalam bahasa endonesia aja tak kenal. Akhirnya di rumah Anggrek ini, saya hanya menikmati suasana lembab, tenang dan segar yang ditawarkan jutaan tetumbuhan disini. Sweger tenaaannn.. Rasanya tak ingin pulang, suasana nyaman untuk menghabiskan sepanjang hari dengan secangkir teh hangat dan teman hidup. Joms, jangan iri.


Mewa dari belakang kaya anak ilang :p

Anggrek ...... (isi sendiri)

Setelah hampir setengah jam menghabiskan waktu ngelamun di bongkahan kayu menghadap ke air terjun buatan yang mengundang banget orang baca : saya untuk nyemplung kesitu, kita harus mengunjungi tempat-tempat lain yang gak kalah seru. Lesgoooo! Keluar dari taman anggrek, perjalanan dimulai.

BTW, Kebon selebar kebun teh gini, pengkor deh kaki kalo jalan sampe sudut-sudutnya. FYI, ada juga fasilitas mini bus dan sewa sepeda buat pengunjung yang tidak terbiasa berjalan kaki. Harganya saya kurang tau. Kaum missqueen.

Jalan, terus jalan sampai akhirnya ujan deras pemirsah... Langkah kami harus terhenti setelah mengunjungi taman aquatic. Sudah satu jam belum juga reda. Untuk membunuh waktu - sebagai teman yang berjuang bersama selama 4.5 tahun lamanya - saya dan Miu menghabiskan waktu dengan berbincang tentang apa yang terjadi di kehidupan masing-masih selama ini, secara garis besar sampai ke detailnya. Anto sorry dicuekin ya. Moon maap, girls are so fussy.


Sesungguhnya ini esensi dari kesempatan bertemu: bercerita dan mendengarkan cerita.

Setelah berjam lamanya kita bertukar kabar dan keadaan, hujan mereda, mengundang untuk pulang. Niat berjelajah sudah urung. 
Selepas duhur, kami bersiap makan siang. Di era serba teknologi ini, mudah menemukan makanan, setelah googling kami memutuskan untuk makan bakso. Cuaca dingin dan perut keroncongan seperti ini tak ada lagi yang mengalahkan kenikmatan kuah bakso daging segar yang pedas menggoda iman. Setelah browsing bakso enak di Bogor muncul deh Bakso Tulang Rusuk dan kita naik gocar menuju kedai bakso tersebut. Owemjiiiiii ternyata enaaakss banget inih bakso dan mie ayamnya, recommended. Kita pengen nambah tapi ragu-ragu, takut ongkos pulang nggak cukup.


Kalo gak salah alamatnya di Jl. Pahlawan Bondongan, naik Gocar cuma 10 menit. Ada rasa ada harga, standard deh makan b3 gak sampe 150 ribu kok (maturnuwun Anto sudah mbayarin jajan kita.. muehehe ).
Dua jam berlalu, topik pembicaraan kami tidak pernah habis, dari pengalaman kerjaan, tempat tinggal, kondisi Jakarta, politik bahkan sampai bahasan mantan dan pasangan tak luput dari perbincangan 3 petualang dadakan ini. Setelah ashar, kami berniat membeli oleh-oleh. Kue lapis talas menjadi pilihan. Lagi-lagi, pilihan kami cocoks, kuenya sangat enak. Lapis Talas Sangkuriang yang rasa Kopi, Mantab Jiwa. Akhirnya waktu berpisah tiba, dan stasiun adalah penandanya. Kami berpisah di stasiun Pocin setelah berswafoto di KRL yang sesak dengan orang. Bodo amatlah ya. 


Anto (temen SMA) - Selena Gomez - Miu (temen kuliah)
Pertemuan ini saya sikapi sebagai penanda bahwa berkawan itu penting, bertemu dan mengetahui seseorang disana mengenali kita, mendukung kita dan menghabiskan masa mudanya dengan kita, sungguh sangat berarti. Disini manusia sebagai makhluk sosial menemukan identitasnya, bersosialisasi dan berkumpul adalah kebutuhan batiniah, bercanda dan bernostalgia adalah berkah, tak semua orang memiliki kesempatan ini. 

Kebun raya bogor membentuk cerita baru, sebaris kenangan dibuku hidupku. Terima kasih atas kesempatan ini, sampai berjumpa lagi, kawan. 


surrounded by orchid, photo was taken by Anto

10 years of friendship, photo was taken by Anto

March, the time where the gorgeous people were born

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fevery-tuesday.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2017%2F03%2Fmarch-2017-desktop-wallpapers-1200x580.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fevery-tuesday.com%2Ffreebie-march-2017-desktop-wallpapers%2F&docid=jZyHNsPPyfYBkM&tbnid=a565Hq257AeSPM%3A&vet=10ahUKEwjQpefCseLgAhXcknAKHV-oBe4QMwg7KAMwAw..i&w=1200&h=580&bih=625&biw=1366&q=march&ved=0ahUKEwjQpefCseLgAhXcknAKHV-oBe4QMwg7KAMwAw&iact=mrc&uact=8