Minggu, 03 Maret 2019

Mampir ke Perpusatakaan (Perpusnas & Grhatama Pustaka)

Perpustakaan itu sebenarnya tempat yang paling cocok untuk dikunjungi di waktu senggang. Disana kita bisa menemukan banyak buku. Mulai dari buku anak-anak, buku pelajaran, buku cerita, sampai karya ilmiah orang-orang hebat. Istimewanya, kita bisa baca buku-buku secara GRATIS. Gak perlu beli, cukup menjaga bukunya dengan baik. Namun, jarang sekali perpustakaan yang memiliki fasilitas yang baik dan lengkap. Pada umumnya perpustakaan dibiarkan seadanya, buku-buku yang jarang diperbarui, tidak jarang berdebu dan koleksinya tidak lengkap, menyedihkannya lagi jika buku-bukunya koyak dan lusuh. Jadi bikin males ke perpus. 

Ada ngga sih perpus yang nyaman, koleksinya banyak, ramah pengunjung, dan juga instagram-able buat nongkrong-nongkrong berfaedah sambil numpang WIFI-an gretong. Ha-ha-ha. Jawabannya ADA dong. 

Sobat missqueen-ku dimana pun berada, percayalah perpus adalah tempat untuk kita mau ngga mau pasti baca buku. Dipaksa untuk memilih buku walaupun hanya syarat untuk wifi gratisan. Bukunya diangkut, sampulnya dibaca sekilas, satu dua lembar dibaca dan sisanya hanya dicek jika ada gambarnya. Gak masalah, selama kamu ngga bikin ribut di dalam ruang baca. 

Nah kembali ke topik. Saya mau berbagi pengalaman, menurut saya ada dua perpustakaan yang nyaman sekali untuk dikunjungi. Pertama, Perpustakaan Nasional RI di Jakarta dan Grhatama Pustaka di kota Jogjakarta. So, shall we begin..

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Letaknya di Jakarta, sekitaran jalan Merdeka. Kalian bisa kunjungi Website Perpusnas disini. Waktu itu saya menggunakan KRL karena berniat hanya jalan-jalan saja, melihat kemegahan dan menikmati ramainya Jakarta Pusat. Saya turun di stasiun Gondangdia dan lanjut jalan kaki. Jaraknya sekitar 1,3 kilometer, sebenarnya lebih baik naik bajaj atau Gojek, tapi ah saya lebih suka jalan kaki, sambil nyasar ke kanan ke kiri, lebih asyik. Berjalan-jalan sendirian seperti anak hilang, bertanya pada security yang ramah di jalan merupakan hiburan tersendiri, mungkin begini rasanya menjadi penjelajah, tanpa beban. Setelah hampir dua puluh menit berjalan terpotong hujan yang tiba-tiba turun, sampailah di PERPUSNAS RI. Bangunan pertama yang kita lihat terlihat seperti rumah kuno. Setelah memasuki rumah tersebut, kita disajikan mini museum yang bercerita tentang sejarah aksara, sejarah kertas, sejarah pembuatan dari perpustakaan ini sendiri. Ruangannya tidak terlalu besar, tapi cukup keren sehingga banyak pengunjung yang berfoto disana. 

Ruang Aksara

Spot yang paling diminati pengunjung untuk berfoto

Lanjut, setelah 10 menit menghabiskan waktu menikmati ruangan demi ruangan di museum mini ini, saya lanjut ke menu utamanya, yep perpusnya. Gedungnya gileeee tinggi banget. Menurut informasi di gedung ini ada 27 lantai dan perpus ini adalah yang tertinggi di dunia. Ayo mana tepuk tangannya... 👏 Saya bergumam dalam hati, 'wah dalam dua jam nggak mungkin bisa menjelajahi seluruh lantai dengan detail, jadi cari yang kira-kira bisa dikunjungi saja.' Sehubungan dengan waktu saya berkunjung adalah hari Jumat, alias almost weekend jadi saya pikir perpus pada jam menjelang solat Jumat dalam situasi tenang cenderung sepi. Setelah sampai di lobby yang tidak kalah besarnya dari mini museum, saya jalan-jalan kecil melihat-lihat buku yang berisikan sejarah dari presiden-presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai dengan Joko Widodo. Semuanya tersusun rapi di etalase dan kotak kaca yang ditutup sehingga tidak bisa dibaca. Sebagian hanya pajangan saja.  Jalan-jalan kecil di lobby saja butuh 10 sampai 15 menit, disana ada sofa dan tempat duduk yang nyaman untuk menunggu atau sekadar mengobrol. Setelah menitipkan tas dan bawaan di loker, maka mulailah saya naik lift keatas dan kebawah, iseng keluar masuk ruangan dan melihat-lihat koleksi yang ada. Ingin rasanya membaca 1 buku disana, namun waktu tidak cukup karena saya ingin cepat pulang dan ogah terjebak dalam KRL yang sumpek dan berjejalan manusia, ditambah ini jumat, mengingatnya saja saya sudah ingin pulang. 

selamat datang di Perpusnas RI

Lobby, Presidan dan Wakilnya, RI (yang pertama)

Ada 24 lantai yang disiapkan untuk pengunjung, yang saya ingat sekali di lantai 4 ada kantin dan lantai 6 ada musola, sisanya ruang pameran, ruang koleksi umum, visual dan audio, ruangan untuk kantor, ruangan anak, ruangan koleksi peta dan foto, dan banyak lainnya. 

Sumber : Kumparan
Setelah berkeliling sekitar satu jam, melihat orang lalu lalang dan anak usia SMP dan SMA berkeliaran di dalam gedung, saya memutuskan makan siang di kantin perpus. Menunya banyak, ada nasi pecel, nasi lauk, bakso, mie ayam, nasi padang, pempek, dan lain lain. Harganya juga masuk akal, tidak membuat kantong bolong. Saya membeli mie ayam seharga sepuluh ribu dan air mineral seharga tiga ribu dan membayar di kasir lalu bonnya dikembalikan ke counter makanan tempat memesan sebelumnya dan mie ayam siap diantar ke meja. Kantinnya bersih, ramai dan kalau mendapat sudut di dekat jendela, kalian bisa menikmati Jakarta dan Monas dari dalam kantin. Disini saya bergabung dengan ibu yang sedang makan sendiri, dikarenakan tidak ada bangku kosong yang tersedia. Ibu itu mempersilakan saya duduk. Dan kami diam dalam pikiran masing-masing. Mienya enak dan yang paling penting mengenyangkan. Setelah itu saya solat duhur di musola perpus, nyaman dan bersih, mukenanya juga bersih namun masih sedikit. Sebenarnya saya bawa mukena tapi karena harus kembali ke lobby dari lantai 4 jadi saya pakai mukena yang disediakan saja dan mengantri sebentar. Setelah solat, lalu saya menjelajahi lagi lantai-lantai yang lain. 

kantin

Disini setiap lantai ada penjaganya seperti security. Mereka bisa membantu anda menemukan koleksi dan memakai fasilitas ruangan. Dan jika anda membawa minuman, anda wajib menitipkan minuman tersebut di meja penitipan botol. Hanya buku, alat tulis atau laptop yang diijinkan masuk ke dalam. Oh ya, pihak perpus juga menyediakan tas untuk laptop anda dan bisa dipinjam di tempat pengambilan kunci loker. Saya hanya membawa pulpen dan buku sehingga tidak diberi tas untuk membawa alat tulis.
Suasana sepi sehingga sangat nyaman sekali untuk membaca di setiap sudut perpus. Banyak lukisan yang dipajang di dinding perpus. Di lokasi pameran ada koleksi buku dan hasil kesenian yang dipajang. Ruangan dengan lokasi paling nyaman untuk saya ada di lantai 16, tempat foto, lukisa dan peta. Disini tinggi dan sepi. Cocok untuk menulis, ditambah foto dan lukisan yang di pajang sangat representatif, foto-foto ini tau bagaimana keadaan di bangsa ini. Duduk disini untuk memandangi Jakarta dari bangunan setinggi ini, menghadap Monas dan menunggu hujan reda.

Pajangan di koridor Pameran
lukisan di koridor

ruang koleksi foto

I was here

ruang koleksi foto

Ingin sekali menghabiskan waktu berjam-jam di tempat ini, namun waktu sudah menunjukkan saatnya pulang. Selepas ashar saya pulang, dengan rute yang berbeda, tapi masih sama berjalan kaki. Saya pulang dengan niat akan kembali dan menjadi anggota perpus. FYI, perpus juga melayani akses online, kalian bisa mendaftar untuk menjadi anggota, silahkan di cek di website perpusnas. Saya belum pernah mendaftar, namun suatu hari saya harus mendaftar menjadi anggota dan itu artinya saya akan kembali lagi mengunjungi perpus tertinggi di dunia, dan itu di Indonesia. Pemirsaa, mana tepuk tangannya... 👍

Ini adalah perpus terbaik, jadi jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjunginya. Jangan seperti saya yang hanya keluar masuk ruangan, semoga anda bisa menikmati koleksi yang disediakan pihak perpus. Selamat berburu buku dan membunuh waktu.

Selanjutnya, Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Grhatama Pustaka. Lokasinya di jalan Janti tidak jauh dari gedung JEC. Informasi lebih lanjut mengenai perpus ini bisa didapatkan disini. Saya sudah beberapa kali berkunjung ke perpus ini. Disini, pihak perpus menyediakan meja lipat, beanbag, wifi, ruang terbuka untuk diskusi, taman untuk anak-anak, kantin, musola, dan gazebo, gimana engga istimewa tho? Banyak mahasiswa yang datang untuk mengerjakan tugas atau hanya download  mumpung gratis internetan, termasuk saya 👀 

Sepengalaman saya, koleksi disini boleh dibilang cukup layak dan banyak referensi terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang, fasilitas komputer untuk mencari buku pun disediakan, meski antri sekali karena pengunjungnya lumayan banyak. Ruangan terpadat adalah ruangan koleksi umum. Disini muda mudi bertumpah ruah, AC nya kadang tidak terasa atau kadang tercium bau kaos kaki. Wajar, namanya fasilitas umum, tapi tolong kalau bisa pengharum ruangannya disemprot saja kalau udaranya sudah mengandung aroma asem kaos kaki. Hihihi. But it doesn't matter that much. Just a bit. Tenaaang. Gak setiap hari bau kok, mungkin pas saya dateng aja. Kemungkinan kaki saya yang bau.

Saya biasa menggunakan Gojek untuk datang ke perpus, setelah sampai area depan perpus, saya menukar kartu identitas dengan kunci loker, lalu mengisi buku tamu di komputer dekat resepsionis. Setelah itu masuk ke ruang loker dan mengambil laptop, alat tulis, dan air minum. 

Perbedaannya grhatama dan perpusnas, dari segi bangunan jauh lebih kecil hanya 3 lantai namun ruang terbuka ditengah bangunan lebih adem jika hujan. Jika di perpusnas pengunjung diberi tas untuk membawa laptop, sepertinya di grhatama tidak ada atau saya yang tidak tau. Masuk ruangan perpus dilarang menggunakan sepatu atau sandal, jadi anda harus menyimpannya dalam tas yang disediakan diluar, lalu membawa sepatu anda kedalam ruangan, pantes baunya kadang anyep. hehehe. Selain itu, di grhatama pengunjung diijinkan membawa minum, asal jangan membawa minuman keras boss. Tidak diperbolehkan membawa makanan tapi kadang saya bawa roti, laper lur, asalkan ga berisik dan berceceran aja, sama jangan ketauan. sssttttt......
Bosen di dalam ruangan, pengunjung bisa nongkrong cantik di selasar dan teras yang disediakan perpus tentu saja boleh internetan tapi jangan bawa bukunya keluar, karena nanti sensornya bunyi. Jadi boleh bawa buku asalkan sudah dipinjam lebih dulu. Boleh pinjam jika sudah jadi anggota perpus. Bagaimana caranya jadi anggota perpus? Tanya mbak aja ya, saya belum jadi anggota karena saat ini bukan penduduk Jogja. 

Bangunannya kece fasilitasnya oke. Boleh dateng deh mbak masnya ke Grhatama, kalau lapar bisa jajan di kantin, dengan harga yang affordable khas Jogja. Kantinnya kecil sekali, jadi mesti antri. Kalau tidak mau dikantin, banyak warung makanan sekitar perpus, no problemo. Aksesnya juga bisa menggunakan trans jogja, cuma tiga ribu lima ratus saja, untuk rutenya tanyakan pada penjaga halte trans jogja. 

Hmm apalagi yaa.. Di belakang Grhatama akan dibuka gedung Arsip DIY (cmiiw), mungkin sekitar bulan Maret atau April ini sudah bisa dikunjungi. I don't know yet what its going to be but I think the building is pretty cool, so I plan to visit it and I'll tell you guys later, okay?

didepannya ada bukit-bukit kecil cocok buat foto dan lari-larian kalo ujan berasa di film india
koleksi buku di Grhatama Pustaka

Ruang Koleksi Umum Lt. 2

Silahkan mba, mas, bukunya dipilih..

Selain beanbag ada juga meja bundar untuk dipakai bersama-sama

Cerita anak gawl

Good words. 💗


Well, begitu sharing pengalaman dari saya. Foto-fotonya nanti saya update ya guys, maklum langsung sat set bat bet ke ruang baca. Barangkali ada yang mau menambahkan bisa tinggalkan komentar kalian. Saya percaya masyarakat kita suka membaca, namun hanya kurang fasilitas yang nyaman dan buku-buku yang menarik. Disini, saya membagikan informasi yang saya semogakan akan bermanfaat untuk kalian semua. Jadi jangan ragu-ragu untuk tamasya ke perpus. Gratis dan berfaedah lho..

See you soon on my next post! 

Love.

0 komentar:

Posting Komentar