Kamis, 25 Juli 2019

Kudapan malam #10

hei, sudah dua puluh satu jam aku tak mendengar kabar
aku yakin kamu baik-baik
aku yang tidak baik
masih saja merindu walau sedang ditengah serbuan tagihan laporan
sungguh menyedihkan aku yang diperbudak cinta

aku harap besok datang cepat
matahari cepat terbenam dan terbit
tapi aku membuang menit dengan sulit

azan ashar
harusnya aku sudah menyelesaikan makalahku
malah ingat terus kamu

sudah, sampai jumpa besok


Jumat, 19 Juli 2019

Lanjut Study, Kerja atau Menikah ?

Hallo everyone ! Gak kerasa udah bulan Juli aja nih, which means bentar lagi udah mau akhir tahun dan tahun baru lagi, ulang tahun lagi, sibuk bikin wishlists yang udah direncanakan tahun lalu dan gak kesampaian di tahun ini. Tenang, you're not alone

Kadang-kadang berat banget hidup di masyarakat jaman sekarang yang kesannya menuntut pencapaian hidup seseorang. Sekolah harus lulus dengan nilai yang bagus supaya bisa masuk kampus yang bagus, belum wisuda ditodong pertanyaan-pertanyaan,

Kapan wisuda ? Nanti mau kerja apa? Kerja dimana ? Mana nih calonnya ?  Kapan nikah ? Tabungan udah berapa? Jangan lupa umur. Itu sepupu ini udah punya mobil. Anaknya om itu udah kerja di kementerian, pns. Bla..bla..blaaa..
Rasanya pengen menciut dan menghilang seketika. Mungkin kalau perkara lulus sidang dan wisuda, itu biasa, masih bisa diupayakan. Babak selajutnya itu yang gak semua orang memiliki 'kesempatan' yang sama dalam memulai karir dan rumah tangga. 

First, mendapatkan pekerjaan yang sesuai itu tidak mudah. Kasarnya, rejeki orang beda-beda. Usaha untuk dapet kerjaan yang bagus dan upah yang sesuai itu tidak sedikit Fernando. Ditambah kenyataan jaman sekarang lowongan pekerjaan yang good itu rare sekali. Siapa cepat dia dapat dan yang cepat biasanya yang punya 'kolega' dekat. Belum lagi perusahaan umumnya membutuhkan karyawan yang 'sudah berpengalaman' meanwhile we are only just graduated - fresh from the oven. Jadi kudu piyee...

Second, soal jodoh. Ini nih yang kadang jadi pikiran berat. Ada yang udah pacaran lama dan akhirnya putus, ada yang memang belum yakin, ada yang tidak percaya diri untuk memulai hidup bersama karena hal-hal ekonomi, ada yang harus mapan dulu baru nikah, ada yang memang belum kepikiran untuk menikah, ada yang pengen jalan-jalan dulu, ada yang pengen sekolah pascasarjana dulu dan lain-lain. Ribuan alasan dan pengalaman yang nggak mungkin  dibagi kepada setiap keluarga dan teman-teman yang bertanya "Kapan nikah ?"

Saya ada ditengah-tengah pertanyaan ini. Umur sudah bisa dibilang mateng tahun depan saya tigapuluhtahun ya tuhan. Pertanyaan semacam itu sudah sangat sering terdengar. Jawaban saya untuk pekerjaan adalah alhamdulillah saya pernah mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan farmasi yang cukup terkenal selama lima tahun dan juga sempat bergabung dengan tim armada penerbangan terbesar untuk menjadi karyawan dan mendapatkan pelatihan khusus meski hanya empat bulan saja. Selama enam tahun bekerja saya mendapatkan ilmu yang menambah wawasan saya di dalam dunia pekerjaan. Pertanyaan kedua mengenai jodoh, ini masih misteri illahi nampaknya karena saya pun masih tidak tau. 

Tahun 2018 saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat saya bekerja dengan pertimbangan dunia saya tidak berkembang jika saya hanya mengandalkan gaji saya yang bisa dibilang pas-pasan ditambah dengan status saya yang kemungkinan besar akan terus menjadi karyawan kontrak di sebuah penyedia jasa pekerja atau outsourcing company. Segila-gilanya saya bekerja, tidak akan ada namanya tunjangan yang memadai layaknya pekerja tetap lainnya meski beban kerja dan loyalitas sama besarnya. Dengan dasar itu saya memberanikan diri untuk mengundurkan diri. Alih-alih mencari pekerjaan lain, saya banting setir untuk meneruskan pendidikan saya yang puji sukur sekali niatan ini masih diterima baik oleh kedua orangtua saya. 

Tahun ini saya mulai mendaftarkan diri ke universitas negeri karena agaknya jika memaksakan keinginan beasiswa LPDP dan lain-lain, 'waktu' yang saya miliki tidak banyak. Saya khawatir saya malah akan terjun bekerja lagi bekerja apa saja dan menyesali tidak memulai apa yang saya inginkan dan sudah terlalu malas untuk kembali belajar. 

Berawal dari 'ketidakjelasan' masa depan, saya mulai berfikir, apa yang baiknya dilakukan seseorang yang mengalami kebingungan atara lanjut sekolah, bekerja atau menikah ?

Perlu diketahui, saya bukan ahli dalam hal ini. Disini saya hanya mengungkapkan pendapat saya. Semoga hal ini bisa sedikit menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan. 
  • Saya akan memilih menikah jika → calonnya sudah ada, sudah siap siap/mantep, kedua keluarga merestui. Kondisi finansial ? Hanya kamu yang mengetahui jawabannya, karena 'jumlah' tidak akan menjadi masalah selama kamu bekerja keras dan pasangan menerimanya dengan tulus. Kondisi mental ? Kamu yang bisa merasakan siapkah kamu berbagi dengan orang lain ? Pernikahan sebaiknya dilaksanakan jika semua hal sudah dilancarkan dan dimudahkan. Saya pun akan memilih menikah jika sudah menemukan 'dia' dan siap bertanggung jawab serta berbagi hidup bersama. Menikah, bekerja sembari lanjut kuliah? MANTAP BOSQUUU... 
  • Saya akan memilih tetap bekerja jika → tidak ada pilihan lain dalam arti saya adalah satu-satunya tulang punggung keluarga, banyak kepentingan yang bergantung kepada saya. Dengan terus bekerja karir saya akan semakin baik dari tahun ke tahun, pribadi saya berkembang begitu pula dengan pendapatan dan tunjangan saya. Bekerja untuk menyisihkan uang dan dinikmati kelak dengan travelling ataupun shopping. Menabung untuk investasi atau untuk biaya pernikahan. Kerja sambil kuliah ? bisa banget. Asal mampu membagi waktu. 
  • Saya akan memilih kuliah jika → ada tujuan yang jelas. Kadang kuliah hanya pelampiasan karena tidak dapat pekerjaan yang sesuai ataupun sudah capek ditanya kapan nikah aku banget, kuliah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, waktu minimal dua tahun. Untuk laki-laki saya sarankan untuk bekerja setelah lulus kuliah. Kenapa? Menurut saya, penting bagi laki-laki minimal memiliki tabungan untuk mempersiapkan masa depan mereka. Selama bekerja, mereka tahu arah karir mereka mau dibawa kemana. Apakah karir mereka membutuhkan titel magister atau tidak dan apakah di kantor akan ada kesempatan melanjutkan pendidikan yang difasilitasi perusahaan. Bagi laki-laki, meneruskan kuliah setelah menikah lebih masuk akal untuk membagi waktu kuliah (tidak hamil, melahirkan atau mengasuh anak setiap hari). Boleh saja langsung meneruskan ke jenjang selanjutnya (tanpa bekerja terlebih dahulu), namun lagi-lagi pada umumnya perusahaan membutuhkan karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja. Sudah lulus S2 tanpa kemampuan real dilapangan akan menyulitkan pihak perusahaan memilih dan menentukan gaji yang sesuai (mungkin berbeda jika kasusnya PNS, cmiiw). Teori dan praktek itu dua hal yang berbeda, meski ilmu sudah di kepala namun minim pengalaman menjadikan orang tersebut sulit diterima. Pengalaman bekerja pun akan membantu meluaskan wawasan juga menambah relasi dan dapat dijadikan pertimbangan ilmu apa yang akan dipelajari selanjutnya. Untuk perempuan, pada umumnya setelah menikah akan disibukan dengan kehidupan rumah tangga dan anak, walaupun tidak seluruhnya demikian. Bekerja atau tidaknya seorang perempuan, ilmu tetap akan dipakai setidaknya untuk mendidik anak-anaknya. Kuliah pascasarjana sebaiknya ditempuh sebelum menikah karena adanya waktu yang lebih leluasa untuk mengerjakan penelitian, dan tugas dengan durasi kuliah yang lebih 'cepat'  lulus tanpa cuti hamil dan melahirkan. Kuliah setelah menikah gimana ? Sangat bisa sekali, bahkan banyak sekali yang hamil pada saat kuliah.  Syaratnya harus kuat dan dapat membagi pikiran, karena yang akan terkuras bukan hanya energi tapi juga emosi. 
Intinya tidak ada kata terlambat untuk belajar. Semua tergantung kebutuhan dan kesempatan.

 Well, cukup sekian dulu ya. Maafkan dan maklumi saya yang tidak banyak ilmu ini. Sekedar berbagi pendapat dan mungkin dapat membantu teman-teman dalam memutuskan. Jika ada salah dan kekurangan saya mohon dimaafkan.

Yang paling penting adalah yang kalian yakini dan sudah pikirkan matang-matang.

Selamat berakhir pekan :)

Love 💕

Jumat, 12 Juli 2019

pagi dan pergi

hari ini kamu pergi
berjanji besok kembali
bertemu aku sehabis pagi

terasa detik melambat
waktu seperti tersumbat
rindu itu semakin menghangat

kau berpesan
jangan lupa makan
tanpa lupa memberi senyuman

sampai nanti
saat ini waktunya kita menikmati sepi
agar saat kembali
kita bisa merindu lagi

Selasa, 02 Juli 2019

hari ini

rasanya sedih sekali
sedih...