Minggu, 23 Desember 2018

Two thousand and eighteen

Desember, bulan yang menggambarkan titik dari suatu kalimat di akhir tahun. Namun, suatu akhir akan menjadi awal yang baru dari suatu fase kehidupan. 

Jika dirunut, tahun ini (for me personally) benar-benar cepat berlalu, semenjak memutuskan resign terlalu banyak 'keajaiban' yang menghampiri. Keajaiban yang terasa manis dan pahit, semuanya memiliki kebaikan tersendiri. 

Dulu nggak kebayang bisa nerbitin buku - walaupun baru buku project antologi - yang bisa dijual dan ketemu orang-orang hebat yang mengajari banyak hal terkait dengan kepenulisan. 

Tahun ini, I did tons of fun travel. Bandung, Lombok, Surabaya, Kediri, Malang, Yogya and many more tour destinations, such as Bromo Mt, which I could not believe I have visited!

Di tengah tahun, keputusasaan membawa kewarasan yang lain untuk bergabung dengan kehidupan baru di Pare, desa kecil we call it Kampung Inggris. Here, miracles happened! Forever, I am grateful. Teman baru, keluarga baru, saudara baru, pengalaman baru, HIDUP BARU, SEMANGAT BARU!!! Banyak jendela yang tertutup namun lebih banyak tangan-tangan baru yang membuka pintu untukku keluar dari zona nyaman yang sudah usang dan kering. Senyuman dan kebahagiaan serta cerita dan air mata yang tulus itu sungguh ada. Kebersamaan dan persahabatan mungkin akan lenyap, tapi memori yang ku bagi bersama dengan mereka, tetap nyata dan berharga.

Dan akhirnya, di tahun ini aku merelakan apa yang kusimpan dan kuperjuangkan bertahun-tahun lamanya, ya... I did it guys. Terkungkung sendiri itu sakit, melepaskan adalah cara bertahan paling berani. Aku mendorong diriku sendiri keluar dari keadaan yang melelahkan. Dan ternyata sakitnya tidak sesakit itu kawan, mungkin karena sudah terlalu lama bertahan dan mencicil sakitnya menyendiri, sehingga pada saat benar waktunya kesendirian itu datang, hanya tinggal membiasakan. And I sing ..."I shoud've known a cheat stays a cheater...! na na na... "

But, I believe every cloud has a silver lining, and I am going to find it. No matter what, whats mine stays mine. 

Well, my parent are cool with that. They love me even more and I know they do support me when I hit my rock bottom. No reason for crying and begging. Happiness is on the edge of the woods that I have been inside for years. 

Ada saatnya, aku bertemu dengan pendamping yang tak akan menyia-nyiakan waktu untuk bisa bersama selamanya, menggenggam hati bukan tangan yang berjabat dan pergi, seseorang yang membuatku ingin membuatkan puisi dan lagu yang indah untuk menghantar harinya yang berat kedalam pelukanku dengan kecupan yang mendarat di kening masing-masing. And I can't wait fot it !

Terima kasih 2018. Di sisa 2018 ini, 'keajaiban' apa lagi yang akan terjadi ? 

Well, everything has its time, be patient, be brave, be humble, be loved and always loving.


0 komentar:

Posting Komentar