Senin, 28 Januari 2019

TAMAT


Teruntuk, 

Kamu yang ku tinggalkan

Hai, apa kabar? Tak perlu kau jawab, aku tau kau sedang berbahagia, kau sedang menikmati bulan-bulan yang menyenangkan sekaligus bulan-bulan yang sulit. Sulit karena setelah kutinggalkan kau berjalan pincang, sendirian. Tapi, kau tidak lama menyendiri, karena kau temukan kaki lain yang menopangmu. Aku tau, dia saat ini yang terbaik, dia sangat ingin menyesuaikan langkahnya dengan langkahmu, sepertiku dulu. Aku tau, kalian sedang dalam keadaan yang sangat menyenangkan. Tersenyum, tertawa, berbagi suka berdua. Kau kenalkan dia kepada keluargamu, ya aku tau, sebelumnya pun aku tau kau sudah mengenalkannya, sebagai penggantiku disaat aku masih bersamamu. Darimana aku tau ini semua? Aku sangat, dan bahkan lebih tau dirimu, dari ibumu atau dari dirimu sendiri, dan dengan pengetahuanku yang tajam ini, aku tau dan mulai menyayangi diriku dengan cara melepaskan diriku, bebanku yang kita tanggung berdua terlalu berat. Aku melepaskanmu dengan sadar, dengan rela, dengan penuh harapan, kita akan menemukan jalan masing-masing untuk berbahagia. Maka dari itu, tolong beri tau pasanganmu untuk tidak mempedulikan aku, untuk tidak mengintai semua postinganku dan untuk tidak terus membandingkan dirinya dengan diriku, karena aku tidak akan pernah sejajar dengannya. Aku juga tidak berniat memintamu bahkan merebutmu dari sisinya. Aku bahagia dengan jalanku, sungguh. 

Aku tau, kau dan dia sudah bermain api dibelakangku dan ketika kau benar-benar menjalankan hubungan dengannya dihadapan keluargamu, aku tak terkejut, aku disini bertepuk tangan, bangga dengan diriku yang gagah berani pergi meninggalkan duka lara dan masa depan suram bersamamu. Semua yang terjadi kian membuatku menyadari segala potensi dan nilai harga diriku, aku menghargai kepercayaan lebih dari sebelumnya, aku menyayangi diriku seutuhnya, berpisah denganmu membuatku lebih baik, oleh karena itu aku ucapkan 'terima kasih'.

Asal kau tau, oh mari ku beri tau, hai nona yang akan meneruskan kepedihanku bersama laki-laki itu, bersabarlah pada saat dia sudah tak mendengarkanmu, jadilah penopang yang kuat untuknya saat dia jatuh dan rapuh karena keegoisan dan kekanak-kanakannya. Jadilah perempuan yang siap berargumen sendiri saat dia tak merespon apa yang kau bicarakan. Dan berbanggalah saat dia menyerahkan semua masalahnya di pundakmu dan pergi saat kau meluangkan waktu untuk kehidupan selain dirinya. Bijaklah saat dia lari ke pelukan perempuan lain dengan alasan hubungan kalian renggang dan kau sudah tidak ada perhatian untuknya. Alamiah dia seperti itu. Jangan takut nona, ada segudang kasih sayang yang akan dia berikan padamu, waktu dan perhatiannya hanya untukmu, dunia kalian sangat indah, setidaknya sampai kau minta padanya untuk memperjuangkanmu.

Tentu kalian akan menilai tulisanku ini sampah, silahkan. Tapi aku sangat sangat sangat tau, dilubuk hati kalian, tulisan ini akan membekas selamanya, dan kalian ingat aku, sebagai pemeran antagonis di serial kisah ini. Ingat, kita adalah pemeran antagonis di cerita orang lain.

Akhir kata, tak ada yang lebih bahagia ketika mencintai seseorang dan dicintai setulus hati. Aku sedang mencerna apa yang kau ajarkan untukku bung, dan semua kepahitan yang aku lalui, aku jadikan pelajaran. Terima kasih untuk hubungan masa lalu, yang telah membuatku lebih baik.

Sayonara.

0 komentar:

Posting Komentar