Rabu, 08 Juni 2022

budaya spill the tea

Kalian yang maen twitter pasti kenal budaya spill the tea. Akhir-akhir ini banyak banget yang lewat di timeline. Nanya-nanya pendapat, video-video yang diambil tanpa konsen orang yang direkam, atau curhat yang ujungnya bikin netizen war. Makin dibaca makin ruwet, tapi gak dibaca bikin penasaran 😂



Dulu aku orang yang suka ngasih pendapat dengan cara komen, tapi sejak kasus Audrey aku stop komen meskipun isu itu lagi jadi trending topic kecuali emang aku ngerti permasalahannya atau aku riset dulu apa duduk perkaranya. Malu kalo komen terus ternyata salah, yang ada giring opini jelek ke orang-orang. 

Netizen sih enak bisa langsung hapus komen, nah orang-orang yang dirugikan bisa apa? Nama dan identitas yang terlanjur di spill ini gak bisa dibalikin jadi baik lagi. Jahat kan? Ada baiknya jadi viral namun yang akhir-akhir ini terjadi malah jadi pencemaran nama baik atau kasusnya belum jelas udah kena cancel duluan. 


Sekarang, yang bisa netizen bijak lakukan sebelum komen ialah pahami dulu konteks masalahnya, minimal riset dulu kejadian itu hoax apa ngga, kalau bisa jangan komen kasar atau marah-marah di kasus yang belum jelas. Memang dulu komentar jahat sulit dilacak, tapi dengan kemajuan teknologi informasi dan perangkat digital saat ini dan seterusnya pasti gampang deh lacak identitas seorang pengguna internet. Jadi gampangnya, kita sebagai manusia di dunia nyata dan sebagai masyarakat net di dunia maya, jadilah orang baik. 💝

0 komentar:

Posting Komentar