Minggu, 29 Januari 2012

Cerita Ann..

*Cerpen*
Halo nama gue Ana, seorang mahasiswi jurusan bahasa Inggris. Sekarang gue berada di semester 7 dan masih single, gue ga mau bilang diri saya jomblo, karena jomblo berarti perempuan tua, dan menurut gue umur 21 tahun belum bisa disebut perempuan tua, baru akan menjadi tua di 21 tahun kemudian. Temen-temen gue sering ngatain gue STMJ alias Semester Tujuh Masih Jomblo, gue sih santai, selagi belum umur 30 tahun, enjoy aj.. 



Seperti biasa hari ini kuliah pagi, hari ini mata kuliah yang berbau sejarah sastra, dan seperti biasa juga gue males memperhatikan mister yang satu ini. So boring.. Dari SD gue udah males banget sama namanya sejarah, di SMP remidial melulu dan gue milih program IPA supaya ga ketemu lagi sama sejarah. Eh pas kuliah kok ada mata kuliah sejarah sastra. Males banget ! Kalo mahasiswa yang lain bisa tidur pas lagi kuliah, gue tipe yang ga bisa kaya gitu, rasanya males tidur dikelas. Mendingan ambil hape terus online, jitu banget otak gue ! 
By the way bosen juga setelah 30 menit otak atik hape, males baca timeline yang isinya ngeluh melulu, jadi kepikiran, 'apa gue yang salah nge follow twitter orang alay?' Gue masukin lagi tuh hape ke dalem tas, tengok kanan, tengok kiri, temen-temen gue yang lain sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Ada yang tidur, ngobrol, ngegambar, ngelamun, dan cuma barisan bangku terdepan yang matanya masih terpaku ke dosen, dan yang lain online, sms ato chatting, maklum smartphone user.
Selama 5 menit gue bengong lagi, mencoba fokus di mata kuliah Foundation of Litarature, namun hasilnya nihil, gue coba perhatiin dosennya tapi malah inget ama kakek gue. Ampun deh.
Tiba-tiba ada suara dari pintu, seorang cewek masuk. Dan gue jadi bersemangat. Siapa lagi kalo bukan sahabat gue yang telatnya juara! 
"Good Morning Mister, sorry i'm too late, because......"
"yes young lady, as always, please join your friends"
"thank you very much mister.."
Sambil senyum-senyum kaya anak kecil dia lari-lari kecil nyari bangku, gue kasi kode buat  duduk sebelah gue. 
"telat banget lo Ren, gue kira lo lupa kuliah hari ini"
"aduh lo kaya gatau gue aja haha"
"parah lo telat 45 menit"
"tapi liat sekarang gue bisa masuk kan haha"
"untung dosennya baik"
"karena dosennya baik gue masuk kuliah. Coba absen gue belum 3, males banget gue ngampus"
"pantes"
"sssttttt.. kuliah kuliah hihihi"
Hari ini cuma kuliah mata kuliah ini aja. Abis itu free lagi deh. Dan setelah mata kuliah ini selesai rencana gue mau ke toko buku, eiits bukan mau beli buku tapi mau ngebaso di lapak Mas Parmin yang letaknya di sisi toko buku.. ahahaha..
"lo mau kemana Na abis ini?"
"ngebaso, ikut gak?"
"baso lagi? aduh yang lain kek"
"ya udah kalo ga mau ikut"
"sama siapa lo ngebaso?"
"sendiri sajaa, as always"
"kenapa sih lo ga cari cowok aja?"
"cowok ngapain dicari, noh banyak"
"maksud gue pacar"
"gue mau mempertahankan gelar STMJ gue ahaha"
"gila lo"
"ya tenang aja Ren, kalo jodoh ga kemana"
"ya tapi usaha dong"
"ah nanti aja semester 8"
"lo gak lesbi kan?"
"sialan hahaha"
"ya kali aja"
"tapi tenang aja, kalo gue lesbi gue ga bakal naksir lo"
"kenapa?"
"ya lo tepos gini, mending gue kemana-mana hahaha"
"eeh kurang asem ni anak"
"hahahaha" 
Gue lari di lorong kampus, dan Rene ngejer gue sambil teriak teriak 
"awaas loo Naaaaa!!!!"
"HAHAHAHA"
Setelah markirin motor matic gue di tempat yang teduh, gue terus berjalan masuk ke tenda khas tukang baso.
"Mba Ana, apa kabar? kok baru keliatan? Baso seperti biasa?"
"ah mas Parmin, baru 2 hari gak kesini kok, seperti biasa ya mas, jangan pake ceker. Oke?"
"siap mba Ana"
Aroma kuah baso lekat sekali di hidung, liur di lidah hampir keluar. 'gleek' ludahnya di telen dulu. 
Lapak baso pak Parmin sederhana, tapi padat pengunjung. Pengunjung satu selesai makan, pengunjung lain datang. Jarang sepi. 
"ini mba basonya, monggo"
"iya mas, makasih ya"
Tangan gue sigap mengambil sendok dan garpu. Kecap dan saos sudah dicampur, tinggal sambalnya, yup 2 sendok cukup.
Hmm.. nikmatnyaa basoo ini..


Lagi enak-enaknya nikmati baso ini, eh ada cowok duduk depan gue. Jadi ga nyaman deh makannya. 
"Mas, baso seperti biasa ya, ga pake lama" kata cowo itu sambil senyum.
"beres mas Ali" saut Mas Parmin.
Ini perasaan gue aja ato gimana ya, gue berasa diliatin ama ni cowok, demm! Eh ternyata bener, tiba-tiba dia bilang
"makan basonya biasa aja mba, jangan grogi"
Alamaakk! kesel campur malu juga gue. Ga gue jawab, gue harap cowo ini ngerti dengan isyarat mata gue yang gue rancang menusuk dan jutek. 
"ini mas basonya, monggo"
"wow delicious seperti biasanya"
Dengan cekatan cowo itu ngambil sendok, garpu. Tapi dia gak ngambil kecap dan saos, cuma ngambil sambal. Gue intip nih, dia nuangin 5 sendok sambal ke dalam mangkoknya. Perut gue tiba-tiba sakit ngebayangin 5 sendok sambal. 
"wow mantap" katanya.
Gue cuma mendelik sekilas ke arahnya. Wajahnya keliatan ceria, seperti cowo yang lagi main PS dia ngeliat baso itu, sebegitu girangkah orang ini makan baso????
"langganan di baso mas Parmin udah lama?"
Gue bingung dia nanya ama gue atau siapa. Gue diem aja.
"mba?"
"saya?"
"iya mba, udah lama langgana disini?"
"lumayan" aku mencoba bersikap cool.
"mba tinggal disini?"
"iya"
"kerja? kuliah?"
"kenapa tanya-tanya?"
"oopss.. maaf mba, cuma nanya.."
Diliat-liat baso gue udah abis, biasanya gue abisin ama kuah-kuahnya, berhubung ada cowo rese depan gue, jadi jaim deh gue.
"mas, berapa?"
"nambah apa aja mba?"
"kerupuk 3, teh botol 2 sama lontongnya 2"
"tujuh, sepuluh, tiga belas jadi semua enam belas ribu mba"
"nih uangnya mas"
"tunggu ya mba"
Gue mendengar cowo depan gue tertawa kecil.
"napa lo?"
"ngga kok"
"ngetawain gue?"
"kalo boleh jujur sih iya"
gue bersikap sceptic.
"maap maap ni mba ya, cewe kok makannya banyk banget"
"suka-suka gue dong, rese banget si jadi orang" gue udah setengah emosi.
"maaf mba maaf.." namun dia tetep menahan tawa.
Mas Parmin datang. "ini mba kembaliannya, emapt ribu"
"ya mas, makasi" dengan muka jutek gue pergi.
terdengar suara bisik-bisik mas Parmin bertanya pada cowo itu. "si mba nya kenapa? mas tau?"
"gatau mas saya juga, wong saya juga bingung"
dengan kesel gue naikin matic gue dan cabut. Dijalan gue mikirin kejadian tadi. Sumpah ya baru kali ini gue dibilang rakus sama orang. Iiih keselnya sampe buat darah ini mendidih !!
Sampe dirumah hati gue masih panas atas kejadian tadi. Berani-beraninya tu cowo. Bad mood all day long!


Hari ini hari baru. Tapi kuliah tetep pagi. Kuliah hari ini 6 sks 3 mata kuliah. Alhasil baru balik jam 2 siang. Sesuai rencana gue mau ke baso Mas Parmin lagi !
"Heiii Ann.. lo mau kemana?"
"ngebaso"
"lagi?"
ya, kenapa?"
"gue ikut deh, Mas Parmin kan?"
"iya, serius lo ikut?"
"iya deh, gue nunggu jemputan si Abay disana aja."
"oke"
Gue dan rene naik matic ke lapak mas Parmin.
"hai mas, seperti biasa satu ya, jangan pake ceker"
"siap mba, kalo temennya?"
"lo pesen apa Ren?"
"basonya aja deh, jangan pake mie, sayurnya yang banyak"
"itu ya mas"
"siap mba"
"oia mas, inget cowo kemarin ga? yang duduk depan saya?"
"yang mana?"
"cowo yang nyebelin"
"yang mana mba?"
"kemarin duduk depan saya, bajunya putih, orangnya lumayanlah mas bersih dan rapih"
"oh yang buat mba kesel kemarin?"
"nah itu bener! kenal ga?"
"emang kenapa mba?"
"iya cuma mau tanya"
"mba naksir yaah?"
"ih enak aja, cuma mau tau aja, kenapa ada cowo nyebelin, bilang saya rakus lagi, sakit ati mas"
"oh jangan di ambil hati mba, mas Gio memang orangnya usil, tapi baik kok mba"
"oh namanya Gio"
"iya mba. Sama kaya mba dia kesini hampir setiap hari. "
"hari ini ?"
"tadi siang dia sudah kesini mba"
"oh"
"ini mba basonya, ini yang khusus mba Ana, ini buat mba cantik. hehe"
"nama saya Rene mas, inget yah.. hehe"
"siap, mba Rene.."
Sendok garpu, kecap saos dan sentuhan terakhir 2 sendok sambal. Selamat makan.
"eh Ann, lo ga cerita tentang Gio ke gue, siapa Gio?"
"gak penting Ren"
"aahhh ga asik lo, ga pernah cerita lagi"
"gini deh.. jadi.."
Gue pun menceritakan runtutan ceritanya.
"wah jujur banget tu cowo Ann?"
"maksud lo?"
"yah gue sih ga nyalahin tu cowo. porsi makan lo emang "lebih" buat seorang cewe. HAHAHA"
"sialan"
"hahaha"
"tapi kok kalo lo yang bilang, gw biasa aja. Tapi pas kemaren cowo itu yang.."
"namanya Gio"
"iya whatever. gue kesel"
"terus?"
"gue penasaran"
"kalo penasaran ya mesti kenalan"
"APA?!" gue keselek, dan batuk.
"aduh biasa aja dong ah, nih minum"
"kenalan? gila lo"
"yah abis penasaran"
"ngapain gue kenalan?"
"ya biar bisa bales ledekannya"
"hmm"
"eh gue udah dijemput, lo sendiri gapapakan?"
"gapapa udah biasa."
"makanya punya pacar biar ada yang nemenin, haha"
"ah rese lo"
"haha"
"ati ati lo yee, salam ama si Abay"
"oky doky"
"jangan lupa bayar dulu"
"iyeeh ini baru mau bayar, berapa mas yang aku?"
Mas Parmin menjawab "9 ribu aja mba"
"nih, kembaliannya simpen ya aku buru-buru mas. makasih"
"makasi ya mba"
"bye Ann"
"bye Ren"
Dan gue sendiri lagi. Tiba-tiba jadi kepikiran punya pacar yang nemenin makan baso. 'NO NO NO' gue mikir apa tadi. Lanjut makan basonya dan ambil lontong lagi..
***
Udah seminggu gue ke lapak Mas Parmin dan gak ketemu cowo itu lagi. Yang ada malah kena gejala tipes gara-gara makan pedes terus. Alhasil harus nginep di rumah sakit selama 3 hari. 
"Mom, kapan aku boleh pulang?"
"Besok sayang, kata dokter hari ini belum boleh"
"okey"
"kamu jangan kebanyakan makan baso lagi yah, inget kesehatan"
"fine"
"Mom mau ke bagian administrasi bayar rumah sakit dulu, kamu sendiri gapapa kan?"
"i'm okey mom. Thank you maaf ngerepotin."
"I'ts okey darling. "
"I love you mom"
"Love you too baby"
Dan mom pun pergi, tinggal gue dikamar ini. Pada saat gini nih gue pengen punya saudara, ga enak jadi anak tunggal. Hufftt..
TOK TOK
"siapa?" kataku lemas
"saatnya minum obat"
"ya masuk"
Gue melihat sosok yang sama, sosok yang bikin gue sakit tipes gara-gara makan baso seminggu berturut-turut.
"ELO?"
"kamu?"
"ngapain lo"
"saya pengganti dokter, hari ini dokter Priyanto gak bisa dateng, jadi saya yang diminta menggantikannya. Ada masalah?"
"gue ga yakin"
"Ya kalo ga percaya baca tanda pengenal saya" dia lalu memberikannya padaku.
"tenang aku gak bakal salah kasi obat atau macem macem, gini-gini bentar lagi aku jadi dokter muda lho." senyumnya bangga sekali.
Gue menarik nafas. "hufft.. okey"
"ini obatnya, dan tolong saya periksa darahnya dulu.
JLEB!! Tangan gue dipegang, aduuuh maaakk... rasanya ser seraaan.. Okey okey gue harus stay focus dan tetep calm
"okey semua baik" ujarnya. Waduuh deket gini, ganteng banget! 
"kapan gue boleh balik?"
"besok" katanya. Waaaaaahh senyumnya, kharismatik banget. Pantes banyak cewe yang ngarep punya pacar dokter. 
"besok?"
"ya, kenapa? seru kan? keluar dari rumah sakit?"
"ya pasti lah" Aduh padahal gue pengen lebih lama. Dan tiba-tiba gue pengen sakit lagi. Ya ampunnn...
"Nah sekarang kamu bisa istirahat, selamat malam"
"Ya. makasih"
"sama-sama"
"eeehhh tungu tunggu"
"ya?"
"mmm... besok dokter Priyanto masuk?"
"hmmm.. kemungkinan besar iya, kenapa?"
"ngga apa-apa? takut aja  lo salah kasih gue obat"
"oh, gak akan kok. dijamin. ada lagi?"
"gak ada"
"okey"
Gio pun pergi. Namanya Gio Ali P. Lalu tiba-tiba aku mengantuk. Dan tidur. Namun sebelum tidur aku berdoa semoga dokter Priyanto besok tidak jadi masuk....

Besok paginya mom sudah berkemas-kemas. Pap sudah pulang dari tugas luar negerinya. Wajahnya masih terlihat lelah, namun dia tetap menemaniku dan tersenyum lega ketika aku bangun.
"Hei sugar, sudah bangun?"
"Hai Paaapppp" kami berpelukan. Sudah dua minggu tak bertemu.
"kita pulang hari ini"
"okey"
Suara pintu terbuka. Aku berharap itu..
"Selamat Pagi Pak Avin"
"Selamat pagi Dok"
Aku kecewa tidak mendengar suara Gio.
"rencana pulang hari ini?"
"iya dok"
Dokter Priyanto mendekatiku.
"Hai Ana, jangan kebanyakan ngebaso lagi ya. Inget kesehatan, okey?"
"okey dok"
Gue beranikan diri buat bertanya. "dok?"
"ya?"
"kemarin dokter kemana?"
"saya ada tugas di UGD, mendadak. Kemarin ada yang menggantikan saya bukan?"
"ada dok"
"baguslah"
"dia mahasiswa praktek kan dok?"
"iya, tapi tenang, dia sudah mahir kok"
"dokter kenal dia?"
"sangat kenal, kenapa?"
"oh ngga dok. Takutnya dia salah kasih obat"
"oh hahaha, tenang Ann.. Gio sudah tau semua tentang kedokteran" dokter tertawa terkekeh-kekeh.
"kok dokter tertawa? dokter kenal baik?"
"baik sekali. Gio Ali Priyanto. Nama yang saya berikan sendiri untuk anak saya."
WHAT?? anaknya dokter. Waduh malu banget!
"oh anak dokter. okey saya ga akan ragu lagi."
"ada lagi nona Ann?"
"gak ada dok. makasih"
"okey nyonya dan tuan Avin, saya pamit. Semoga tetap sehat ya Ann"
"terima kasih dok"

Sesampainya di lobby rumah sakit. Ada sosok yang gue cari. GIOOO!! Rasanya pengen teriakin namanya. Tapi..
Eh tanpa disengaja dia noleh pas kearah gue, dia mendekati.. HOREEEEEE
"pulang?"
"iya" riang banget rasanya gue.
Tiba-tiba pap dateng. "Ann mobil sudah siap"
"hmm Pap mom ini Gio, Gio ini Pap dan mom gue, kenalin"
Mereka berkenalan. 
"ini loh pap anaknya dokter Priyanto"
"tau dari mana?" kata Gio heran.
"papa mu yang bilang ke gue. Thanks ya obatnya ga salah kasih"
"haha ada-ada aja"
"okey Gio terima kasih."
"iya Pak Avin"
mereka berjabat tangan sekali lagi.
"jaga kesehatan ya" katanya sambil tersenyum. Rasanya indah sekali sekaligus sedih soalnya bentar lagi berpisah.
"iya"
"bye"
"bye" Rasanya sedih sekali...

Datang saatnya Ujian Akhir. Gara-gara sakit jadi keteteran semua tugas. Selama berminggu-minggu larut sama tugas tugas tugas dan UAS dateng juga. Dan ga terasa liburan tiba. Pap dan mom ngajakin liburan ke Bali sebulan full. Punya alasan apa buat nolak.
Dan semester 8 pun datang. WELCOME SKRIPSWEET makin sibuk aja dengan penelitian sana sini. 
Udah gak ada kuliah lagi. MAkin jarang ketemu temen-temen. Apa kabar Rene? Abay? udah 3 bulan ga ketemu. Hufftt jenuh banget..
Tiba-tiba keingetan ama baso mas Parmin. Udah hampir 5 bulan ga kesana semenjak gue kena gejala tipes, gue setiap hari bawa bekel sehat dari nyokap. Kesana ah..
Seperti biasa gue markirin si matic di tempat teduh, gue bersukur gue bawa motor, karena buat gue bawa mobil ke kampus itu lebai. Dosen aja ada yang masih bawa motor, kenapa mahasiswa yang belum punya gaji kaya gue mesti bawa mobil? 
Ketika bertemu mas Parmin, dia keliatan seneng banget. Menanyakan kabarku dan minta maaf karena gak tau aku sakit. Sekarang lapaknya lebih besar. Makin banyak orang yang datang. Sekarang aku memesan baso tanpa mie. Aroma kuah basonya sudah sampai di perutku. Tidak pake kecap dan saos, sambelnya setengah sendok. Eh jadi teringat seseorang, tanpa kecap tanpa saos. Dan...
"Mas, pesen satu ya, yang biasa"
Suaranya terdengar familiar.
Duduk di depanku dan..
"GIO?!"
"Kamu..?!"
"Hai.."
"sudah sembuh?"
"udah, thanks obatnya" waduuh wajahnya tambah ganteng.
"haha"
"oia, gimana kabarnya dokter Priyanto?"
"baik"
"syukur"
"tapi udah ga kerja jadi dokter lagi"'
"loh kenapa?"
"sudah digantikan"
"siapa yang menggantikan?"
"dokter muda yang ada di depan kamu haha" tertawanya maniiiisss sekaliiii.. pengen nyium pipinya! EEHHHH
"selamat ya dokter muda"
"oia, hmm maaf ya.. udah lama ketemu, tapi kamu tau nama aku, sedangkan aku gatau nama kamu"
"oia, gue Ana" 
lalu kami bersalaman.

6 bulan berlalu, dan kami sibuk menjalani aktivitas, sampai hari ini, hari wisuda gue.
"Baby, udah beres make up nya?"
"bentar lagi mom"
"mom dan pap tunggu di mobil yah?'
"okey"
Make up gue udah selesai, dibantu tante yang juga bekerja di salon.
"ready?" tanya tante Asmi.
Gue memperhatikan diri gue sendiri di cermin.
"suka? " tanya tante lagi.
"suka banget tante, pas! thank you"
"sama-sama"
Gue lalu turun menuju mobil, mom dan pap udah siap di dalam. Menunggu.."
"Hai sayang, cantik sekali" mom membukakan pintu mobil.
"hey you are so beautifull.. Ann, pap dan mom bangga"
"thank you" senyumku mengembang, ada haru di dada.
Tiba-tiba ada mobil yang masuk ke halaman rumah. Gue kenal banget sama mobil ini. Pemuda itu keluar dan menghampiri mobil kami.
"selamat pagi om dan tante, maaf saya terlambat. Ada pasien yang mendadak butuh pertolongan. "
"Pagi Gio, baru saja kami mau pergi" Pap menjawab.
"tidak apa-apa nak Gio. Ayo pergi bersama-sama" kata mom.
"saya naik mobil saya saja tant, ada mama dan papa saya juga disana"
"wah? dokter Priyanto? senang sekali bisa ikut hadir"
Gue gak nyangka dia bawa-bawa keluarganya. Jadi grogi.
"Ya sudah ayo kita pergi, takut macet" kata dad semangat.
"baik om."
Kami pergi. Di dalam perjalanan aku kebanyakan bengong. Ga ada sms, telpon atau bbm dari Gio. Bingung.
Sampai di kampus, hanya mom dan dad yang ikut ke dalam menemaniku wisuda. Gio dan keluarganya menunggu di  Resto terdekat.
Selesai perayaan wisuda, aku menyempatkan foto-foto dengan teman angkatan. Bertemu dengan Rene dan Abay, mereka masih bersama. Kami berpelukan dan menangis bahagia.
"gue bakal kangen banget sama lo Ann"
"tinggal maen ke rumah gue aja ah"
"bukan, gue dan Abai mau pindah ke Bangka. Gue dapet job disana, dan kita bakal segera menikah"
"wooooaaww selamat!!"
Kami berpelukan.
"jauh amat Ren di Bangka"
"yah kesempatan harus diambil baby. "
"gue jauh dong kondangannya haha"
"tenang nanti gue kirim tiket free buat lo haha"
"asek"
Abay datang dan lalu kami berbincang sebentar. Mom dan pap sudah menunggu.
Kami berpamitan dan saling berpelukan kembali.
"Ann inget ya, kalo lo dan Gio married gue harus jadi orang pertama yang lo kabarin. Inget!"
"ah elo."
"janji Ann"
"okey gue janji"
Usai acara seru-seruan dan haru-haruan bersama teman-teman, kami pun bergegas menuju resto tempat Gio dan keluarganya menunggu. Aduh kok deg-degan gini..
Sampai di resto, suasananya aneh, ada apa? Live music, semua rekan dan kerabat yang aku kenal dan Gio sedang berdiri sendiri, menatapku datang.
"ada apa Gi?"
"hai Ann"
Dia menghampiriku. Dan senyum di bibirnya manis sekali.
Mom dan pap sudah menghampiri keluarga Gio. Mereka akrab sekali.
Gio menggenggam tanganku dan menatapku, dalam sekali.
Jantungku berdetak, kencang sekali.
Tiba-tiba live music berhenti.
Jantungku berdegup lebih kencang.
"Ann, will you marry me?"
APAA?!!!!!!!!!!!! Jantung gue bedegup ga berhenti.
"Gi..? ini apa? kok bisa? ini..ini..ini.."
"Ann maaf kalo ini semua mendadak. Tapi mom dan pap sudah tau, dan aku ingin membuat kejutan untukmu. Aku bukanlah orang yang romantis, tapi tidak harus selalu romantis kan untuk menjalin sebuah komitmen? Hampir 6 bulan ini kita selalu sama-sama, dan aku ingin terus sama-sama, sampai maut menjemput kita."
Lalu dia merunduk dan mengeluarkan cincin dari saku jasnya. Sekilas gue berpikir, ini kaya FTV.
"Ann, would you marry me?"
Mata gue tiba-tiba basah, nangis terharu. Gue ga bisa ngomong apa-apa. yang gue bisa cuma ngangguk.
"I will"
Semua hadirin lalu bersorak, tepuk tangan dan musik berbunyi kembali.
SENEEENG BANGET. Baru pertama ini Gio meluk gue dan bilang I love you.
Semua serba baru dalam hidup gue. Gak nyangka Allah merancang skenario ini buat gue. Alhamdulillah..
Gue teringat seseorang, gue harus kirim pesan.

Hai Ren, gue akan married duluan kayanya ;)
Jangan ke Bangka dulu yah, I'm so happy :D


Gue tau Gio bukan orang yang romantis dan akan selalu ada buat gue, tapi gue tau dia selama ini sayang dan cinta gue apa adanya. Dia setia dan jujur. Aku berani untuk mencintainya, lebih dalam.
Dan dari saat ini aku dan Gio selalu bersama :)


0 komentar:

Posting Komentar